Pasca kelulusan S1, entah mengapa
saya jadi lebih merasa peka terhadap hal-hal yang membuat saya jadi berpikir
betapa super kerennya Tuhan pemilik semesta raya. Banyak kejadian yang bikin
saya bergumam dalam hati, "kok bisa ya?"
Sederhana sih sebenernya, tentang pertemuan yang terasa
nggak sengaja tetapi sebenarnya semua sudah direncakan Tuhan. Atau tentang
manusia-manusia yang ternyata saling terkoneksi satu sama lain di semesta yang
super duper luas ini *ini ngomongin apa
sih sebenernya. kenapa kata semesta diulang berkali-kali. biarin. suka-suka
saya, saya lagi pengen aja*
Jadi, pernah nggak sih ngalamin
kalau teman kita di lingkaran pertemanan A ternyata bisa kenal sama teman kita
lainnya di lingkaran pertemanan B. Terus setelah itu saya cuma bisa bilang,
"wah, kok bisa..dunia sempit ya ternyata"
Sepele memang, tapi kalau dibayangin dari bermilyar-milyar
penduduk dunia, oke kita sempitkan saja jadi 250juta penduduk Indonesia,
probabilitas dua orang saling kenal kan lumayan kecil.
saya : "haloo apakabar? udah
lama banget nih nggak ketemu. sekarang domisili mana?"
seorang teman :
"alhamdulillah baik. iyaa nih. sekarang aku kerja di X di Sumatra, ketemu
sama temen baikmu si A"
s : "Oh ya? temen SMAku ituu.
kok bisa..dunia sempit ya tenyata"
Itu percakapan tiba-tiba lewat whatsapp antara
saya dan seorang teman yang lost contact sudah
cukup lama. Sekarang dia bekerja di oil
service company ternama..dan ternyata dia menjadi partner dari teman SMA saya. Siapa sangka? What an amazing universe!
Teman kuliah saya di Jogja pernah
whatsapp saya suatu ketika, "kenal sama si B nggak?" Saya jawab,
"temen SMAku ituuu. kok bisa tau?" Katanya, "aku barusan
kenalan. dia temennya temenku yang kemarin aku ceritain mau daftar kuliah di
sini"
Meskipun sedikit complicated
(temennya temenku), hahaha, tapi pada akhirnya tetap berujung kami yang saling
terkoneksi satu sama lain. Atau tiba-tiba teman saya di Jogja bertanya
"kenal sama si C nggak? kemarin aku ketemu waktu tes kerja. dia dari Undip
katanya" Ya iyalaah, dia temen saya sejurusan, seangkatan pula -_-
Beberapa waktu kemudian teman yang
sama tiba-tiba wa saya, "aku ketemu lagi nih sama temenmu, si D sama si E.
mereka dari sipil sama elektro Undip, katanya temen SMAmu," Teman saya ini
lagi proses tandatangan kontrak setelah dinyatakan lolos dari tes kerja yang
diikutinya kemarin. Dan sebenernya masih banyak kejadian yang bikin saya
berucap "dunia sempit ya"
Tentang pertemuan yang tiba-tiba
juga begitu. Dulu, setiap pulang naik kereta dari Jakarta ke Semarang atau
sebaliknya, sering banget ketemu sama orang-orang yang entah sudah kenal baik
atau sekadar kenal saja. Herannya, dari sekian banyak orang yang ada di stasiun
atau dari sekian banyak pilihan jadwal pulang kenapa bisa pas ketemu gitu ya
sama mereka. Kalau kata Gusti Allah, "Tentang pertemuan, tidak ada yang
kebetulan. Semua sudah digariskan pada rencana Tuhan"
Suatu ketika, saya dalam
perjalanan balik dari Semarang ke Jakarta dengan seorang teman SMA menggunakan
kereta ekonomi *jangan tanya kenapa, biar
ekonomis aja* Berhubung naiknya kereta ekonomi, duduknya pun harus
hadap-hadapan sama penumpang di depan, dengan model kursi tegak lurus alias 90
derajat menopang punggung *pegel mameeen*
Seperti biasa, awal perjalanan sebelum ngantuk saya rumpi cerita-cerita
cantik dulu sama teman saya ini. Topiknya tentu saja tentang nostalgila SMA
karena kami satu sekolah. Setelah beberapa waktu bercakap-cakap, tiba-tiba
mas-mas di depan saya memotong pembicaraan, "mbak boleh gabung nggak? saya
alumni sma 3 juga loh, angkatan xx (angkatan 90an gitu deh saya lupa)" Saya
dan teman saya shock, berarti dari
tadi kami ngobrol seenak jidat mas-mas ini ngerti dong -_-
Mas-mas di depan ini kemudian bercerita bahwa dirinya sedang
dinas di Jakarta. Sebagai seorang TNI, dirinya harus LDR dengan istrinya yang
seorang dosen Fakultas Kedokteran Unisula Semarang, yang ternyata teman SMA-nya
juga -_- Jadilah kami ngobrol ngalor ngidul bertiga. "dek, dapet salam si
F, si G, dll (teman-teman seangkatan saya di SMA). Saya dulu paskibra, jadi
masih sering kontak-kontakan sama mereka di grup BB" kata mas-mas satu
almameter yang saya lupa namanya itu. Alhamdulillah, kecanggihan teknologi bisa
mendekatkan yang jauh. Semoga nggak menjauhkan yang dekat :p
Pertemuan yang mengejutkan
lagi-lagi terjadi pada saat saya lagi nunggu kereta di Gambir. Saya yang
kehabisan tiket mudik Lebaran, akhirnya harus nongkrong sendirian di Stasiun Gambir
menunggu jadwal keberangkatan kereta saya. Di saat lagi duduk-duduk dan mencoba
menyibukkan diri sendirian dengan baca-baca biar nggak keliatan kayak anak
ilang di stasiun, tiba-tiba ada sosok wanita sebaya yang lagi seret-seret koper
berisik di depan saya. Saya mendongak, dia lihat ke arah saya, saya lihat ke
arah dia, kami lihat-lihatan untuk beberapa detik. Sampai akhirnya kami kompakan
tertawa sambil berkata, "kok bisa ya ketemu di sini," Ternyata
lagi-lagi pertemuan tanpa rencana dengan si H seorang teman baik semasa kuliah.
Setelah itu kami saling bercerita keadaan masing-masing dan apa saja yang
terjadi pasca kelulusan *btw, kayak apaan
aja yah*, tidak lupa foto selfie alay
cantik dulu sebelum akhirnya teman saya berpamitan karena keretanya sudah tiba.
Beberapa waktu kemudian, saat arus
balik dari Semarang ke Jakarta, lagi-lagi ada momen pertemuan mengejutkan di
dalam kereta. Waktu itu saya naik kereta bisnis, jadi duduknya nggak perlu
hadap-hadapan lagi, haha. Ada mbak-mbak yang duduk di depan saya, kelihatannya
kenal nih. Tapi nggak berani nyapa duluan berhubung cuma lihat dari belakang. Kalau salah orang kan maluu boook. Tiba-tiba
saya nggak sengaja batuk-batuk, dan mbak-mbak di depan saya noleh ke belakang. Jadi, ini hikmah saya kena flu pasca
lebaran -_- Ternyata mbak tadi adalah kakak kelas saya waktu SMA. Karena
bangku sebelah mbak I kosong, saya pindah duduk di situ. Dan sudah bisa
ditebak, kami ngobrol ngalor-ngidul begituu, cerita tentang mbak I yang hijrah ke
Bogor untuk kerja di salah satu perusahaan developer
ternama sampai cerita soal pacarnya mbak I sedari SMA. Wuidiiih. Jadi rumpi
banget nih. Hahaha. Sebelum turun dari kereta, kami nggak lupa foto selfie cantik dulu walaupun muka udah
kucel *jangan tanya kenapa harus pake
acara foto tiap ketemuan sama orang, sayapun tak tahu jawabannya*
ini cemilan waktu di kereta. nggak nyambung ya? iya, emang. |
Btw, ini hasil selfie pertemuan tak terduga di stasiun Gambir |
Cerita yang menurut saya sedikit
lucu juga dialami seorang teman SMA saya. Perkenalan yang entah bagaimana
membuat dia jadian sama seseorang yang ternyata adalah kakak kelas waktu SMA. Padahal
semasa SMA, dia sama sekali nggak tahu-menahu apalagi kenal sama si masnya itu
:0
Atau cerita yang kedengarannya dongeng banget yang pernah
saya baca waktu blogwalking. Si pria
ternyata sudah pernah berkenalan dengan si wanita ketika mereka masih duduk di
bangku sekolah dasar. Hanya sekadar perkenalan bocah biasa. Sampai akhirnya,
siapa sangka sepuluh tahun kemudian mereka dipertemukan kembali, lalu menikah.
Si wanita lupa pertemuan pertama mereka, namun si pria tidak. Perkenalan yang
cuma beberapa menit itu ternyata masih diingatnya, sampai akhirnya mereka
bertemu lagi ketika sudah sama-sama dewasa.
Cara Tuhan untuk mengatur
pertemuan dari setiap kita kadang-kadang terasa comical banget yah. Hehe. Tapi nyatanya toh memang begitu yang
dikehendaki Tuhan dan kita menikmatinya. Saya sangat menikmatinya. Semakin
dewasa seseorang, lingkaran pertemanannya jadi makin luas, karena entah
bagaimana ternyata setiap dari kita jadi terkoneksi satu sama lain. Dan semua
pasti setuju, rasanya senang punya banyak kenalan yang tersebar di semesta, at least Indonesia dulu kali ya, hehe. Sebab
ke manapun kaki-kakimu melangkah, kamu nggak akan kesepian. Ada mereka-mereka
yang bisa jadi teman minum kopi atau sekadar berbincang ringan tentang apa-apa
yang terjadi pada kalian di masa dahulu atau berbagi bersama tentang rencana
masa depan.
"Ja, enak kali ya kalau
ternyata jodoh kita adalah orang baru yang sebenernya nggak baru-baru amat
gitu, nggak jauh-jauh dari lingkungan yang sama kayak kita. Maksudnya, mungkin
kita emang belum pernah kenal atau belum terlalu mengenal dia, tapi sebenernya
dia berada dekat di dalam lingkaran kehidupan kita. Mungkin kita aja yang ‘nggak
ngeh’ kalau sebenernya 'dia sudah ada' Jadi kita nggak perlu repot-repot cari
tahu tentang dia lebih dalam, karena yang masuk ke dalam lingkaran kehidupan
kita udah pasti orang-orang pilihan," kata saya pada seorang teman suatu
hari. Dia cuma manggut-manggut saja. Pemilik semesta keren ya :’)
0 komentar:
Posting Komentar