Each of you,
definitely has your own precious childhood moment, yang pastinya bisa bikin
senyum-senyum sendiri kalo diinget-inget. Hasil bongkar-bongkar barang jaman baheula yang masih tersisa beberapa
waktu lalu, membuat saya teringat
"metamorfosis diri" yang saya alami dari kecil, remaja, hingga
menjalani 23 tahun ini. Mungkin bisa dikasih judul, menyusuri jejak masa lalu
kali ya. Hahaha. Berhubung termasuk anak kelahiran awal 90an, jadi mulai dari
kebiasaan, hobi, dan barang-barang yang dipunya beda jauh sama anak-anak jaman
sekarang (yang dari batita udah dibawain tablet sama emak bapaknya -_-)
And here some stuffs
that has much meaning for colouring my awesome moment.
1. Koleksi perangko
semoga beberapa tahun lagi kalau dijual dapet mahal ya guys! :p |
Yang bikin pengen ketawa waktu liat album perangko ini, pas
baca identitas diri di halaman depan. SLTP. What
the..jaman kapan itu sebutan SMP masih Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Hahaha. Koleksi perangko ini dimulai pada awal masuk SMP. Dan sebenernya
ngumpulin perangkonya nggak start
dari nol juga sih, karena tinggal nerusin perangko-perangko yang dulu udah
dikumpulin tante, om, dan ibu, yang entah udah dapet berapa album. Hehe. Jadi
kerjaan waktu SMP dulu itu bawa-bawa album perangko ke sekolah, tuker-tukeran
perangko, mintain perangkonya temen yang suka surat-suratan sama
saudara-saudaranya di luar negeri, sama ngambilin perangko dari surat-surat
yang dateng ke rumah. Pokoknya hunting
perangko selalu. Hidup perangko! I love
philately. I am a philatelist (in
that moment). Kalau sekarang sih...saya bahkan nggak tahu perangko masih
dicetak atau nggak :(
2. Koleksi kertas surat
kertas suratkuu unyu-unyu sekalii |
Dari SD saya udah suka ngumpulin kertas surat. Alasannya
karena lucu aja punya macem-macem kertas bergambar warna-warni. Kalau ke toko
alat tulis barang yang wajib dibeli ya kertas tulis ini. Nggak cukup di situ
aja, kertas-kertas surat ini dimanfaatin juga dong. Saya jadi suka
surat-suratan, hehe. Kirim surat ke sepupu, ke BOBO atau ke artis-artis cilik
yang lagi heiiiitttss pada saat itu.
Efek dari nonton petualangan sherina, film perdana yang saya lihat di bioskop,
saya jadi ngefans abiieezz sama doski (pada saat itu). Alay? Alay pada jamannya
itu bukan alay kan ya namanya? Saking sukanya sampai beberapa kali pula kirim
surat ke doi -_-
3. Majalah BOBO dan teman-temannya
Sebagian koleksi BOBO yang tersisa, lainnya udah jatuh ke tangan saudara atau keponakan. |
Belum lengkap masa kecilmu kalau belum kenalan sama BOBO.
Majalah anak-anak yang berjaya di masanya. Nggak tahu deh kalau sekarang. Saya
udah jadi pembaca setia BOBO sejak harganya masih sekitar Rp. 1.500. Sempet
dikasih juga, majalah BOBO lawas dari anaknya temen orangtua, harganya masih
sekitar Rp. 300. Duuh tahun berapa deh itu belinya. Bayangkan kalau BOBO itu
sama kayak kita-kita semua, sudah setua apa coba si BOBO. Terima kasih BOBO.
Sudah mengajariku menulis dan membaca, juga menghiburku dengan cerita-cerita
lucumu #ilovebobo #temanbermaindanbelajar #temanbobo #savebobo
4. Tabloid Fantasi dan sejenisnya
baca ini duluu biar nggak ketinggalan informasi yg up to date |
Kalau waktu SD bacaannya BOBO, menginjak SMP bacaannya jadi
tabloid. Yang sering saya baca saat itu judulnya tabloid Fantasi. Kadang-kadang
juga baca tabloid Gaul, biar gaul gitu. Masa SMP ini kayak masa peralihan ya.
Udah nggak anak-anak, tapi kalau mau disebut remaja juga nanggung. Baca tabloid
gini sih cuma karena suka baca cerpen-cerpen atau berita-berita artis yang lagi
ngetren. Diih..gosiip banget ya gueeee. Sekarang udah tobat ah. Hahaha.
5. Majalah GADIS, KAWANKU, dan lainnya.
GADIS, bacaannya para gadis remaja :) |
KAWANKU, pasti jadi kawan kita semua *mau promosi tapi failed banget* |
And
finally...tadaaaa!!! Waktu SMA bacaannya naik kelas jadi baca majalah GADIS
dan KAWANKU. Remaja cewek bangeeet kan bacaannya :p Selain dua majalah tadi,
Olga, Aneka Yess, atau Go Girl juga jadi favorit. Kalau dulu di kelas sih
biasanya ada yang suka bawa majalah-majalah cewek gini, terus pas pelajaran
suka diputerin gitu ke anak-anak sekelas. Jangan dicontoh yah adek-adek. Pada
saat pelajaran hendaknya kalian belajar yang rajin, bukan baca majalah remaja
yang dirajinin. Berhubung bacaannya anak SMA, tips-tips mulai dari pergaulan,
ramalan bintang, kesehatan, pertemanan, kecantikan, sampai cinta monyet juga
tersedia di sini. Komplit. Pokoknya majalah-majalah ini kalau dibaca sekarang
bikin geli sendiri. Pernah yah saya se"remaja" itu? *cubit lengan
sendiri*
Sudah lebih di usia kepala dua, sekarang jatahnya sih baca
Femina atau Kartini gitu ya. Tapi berhubung kantong cekak, bacanya numpang di public area aja deh, waktu nunggu servis
motor atau dokter gigi contohnya. Hahaha. Lagipula kemudahan ber"online" kapanpun, di manapun juga
membuat kita nggak harus susah-susah dateng ke loper majalah buat beli majalah atau tabloid kesukaan. That's why (may be) some magazine publishers
have troubles to increase their sales. Dengan kata lain, penjualannya pasti
turun karena tergerus penggunaan digital
media. Yaah mau gimana lagi, waktu terus berjalan, zaman juga berubah
Everyone has its own
memories, save yours. And someday, don't forget to catch your own back. It will
heal you from your missing in your past moment. Blissful love! kisses:)
0 komentar:
Posting Komentar