Get me outta here!

Jumat, 15 April 2016

Review Gedung Resepsi Pernikahan di Semarang

Halo!
Saya mau sharing hasil survei ke beberapa tempat yang dapat dijadikan sebagai alternatif tempat resepsi pernikahan di Semarang. Berhubung cuma survei ke tempat yang deket-deket aja, beberapa venue yang direview cuma venue yang berlokasi di Semarang atas.

  1. Gedung Karina
Lokasi :  Jl. Jati Raya No.51, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah

Katanya gedung ini dulu bekas bioskop, jadi interiornya masih ada bekas lorong-lorong kayak di bioskop gitu. Letaknya agak masuk sih, nggak di pinggir jalan raya besar..dan di sekitarnya banyak kompleks perumahan.
Saya datang ke lokasi sekitar pukul 10, tapi ternyata gedung masih dalam keadaan tertutup rapat bahkan gerbangnya masih dikunciin -___- Akhirnya ibu memutuskan telpon contact personnya aja, nomornya udah tertera di papan nama gedung. Ternyata bapak yang jaga gedung baru standby sore dong. Pffft. Yaudah akhirnya nanya-nanya by phone aja.

Harga sewa : Rp. 5.000.000 untuk siang dan malam tarif sama
Fasilitas : AC, kursi sebanyak 40 buah, parkir dalam lingkungan gedung (nggak nanya banyak soalnya cuma by phone)

nemu foto seadanya dari internet
Karena gedungnya nggak terlalu besar dan lokasinya yang agak masuk, saya pikir sewanya paling sekitar 2-3juta saja, tapi ternyata salah. Hahaha. Daaan kelupaan nanya kapasitas gedung. Tapi sayangnya parkirnya sempit..kalo kurang lahan parkir tamu harus parkir di pinggir jalan, dan biasanya bakal ada tukang parkir dadakan. Jadi tamu-tamunya harus bayar parkir segala.

  1. Balai Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah (Gedung Pertemuan Sasana Widya Praja)
Lokasi : JL. Setiabudi, No. 201 A, Semarang

Ini gedung kayaknya jadi favorit untuk tempat resepsi di Semarang atas. Nggak cuma buat mereka yang rumahnya di atas aja, bahkan katanya yang rumahnya Ngaliyan sampai Genuk juga cari gedung di sini.
Seringnya gedung ini full booked kalo kita nggak pesen jauh-jauh hari. Kata bapak yang jaga, bulan Agustus tahun depan pun udah ada yang booking -_____- Untuk amannya, mungkin sekitar setahun sebelum hari H harus udah mulai survei-survei venue kali ya. Kelebihannya di sini kita bisa lihat jadwal gedung yang udah dibooking secara online lewat infosewa.diklatjateng.info. Jadi sebelum ke sini paling nggak udah ada gambaran jadwal gedung kosong kapan aja. Kelebihan lainnya adalah kita nggak perlu pake dp untuk booking gedung. Hmm..tapi ya jadinya memungkinkan orang jadi asal booking atau cancel jadwal tapi nggak ngabarin (curhat bapaknya yang jaga).

Harga sewa : Rp. 6.500.000 siang, Rp. 7.000.000 malam
Fasilitas : kapasitas 800 orang, full AC (central dan portable), listrik 30rb watt, gensetkursi lipat 100 buah, sound system standard, VIP room untuk ruang ganti, parkir luas, toilet, keamanan

Gedungnya cukup luas, panggungnya juga besar, interior dan eksteriornya bagus, parkirnya juga lumayan luas. Ruang ganti yang disediakan juga cukup luas, sudah dilengkapi toilet juga. Lokasinya nggak pinggir jalan besar persis sih, agak masuk dikit dari jalan besar. Tapi di jalan masuknya udah ada tulisan Balai Diklat Srondol. Yang agak beda dari gedung-gedung lain mungkin di letak panggungnya ya..jadi panggungnya itu letaknya di sebelah kanan pintu utama. Kalo yang biasanya kan dari pintu utama kita tinggal lurus aja buat ke panggungnya. Jadi denahnya gini.
kesannya masuknya kayak dari samping
Di dalam gedung juga disediakan LCD projector, tapi kena charge 200rb untuk setiap titik pemakaian. Ada seperangkat gamelan juga di pojokan, kayaknya kalo mau pake kena charge juga. Jadi dengan harga sewa segitu dibandingkan sama lainnya sejauh yang saya tahu,  yang ini lebih worthed sih.

tampak samping

panggung yg di pojokannya ada gamelan

tampak dalam (1)

tampak dalam (2)

tampak dalam (3)

VIP room untuk transit

bagian teras

  1. Pondok  Serrata Semarang
Lokasi : Jalan Setia Budi No. 108, Semarang

Pondok serrata ini hotel dan resto yang lokasinya ada di pinggir jalan raya utama dan sering dipake buat acara pertemuan, seminar atau resepsi pernikahan. Hall yang dipakai untuk acara resepsi saya pikir cuma berkapasitas kecil, ternyata kata mbak marketingnya kapasitasnya sekitar 300-1200 orang, jadi untuk sekitar 150-600 undangan. Kalo undangan kurang dari 150 maka akan dikenakan charge. Untuk acara resepsi, selain pakai hall utama, nanti bisa sampai pakai bagian outdoornya yang dekat kolam renang. Dan setelah dilihat-lihat hall serrata kelihatan kecil mungkin karena ceiling hallnya yang rendah, terus banyak tiang-tiang gitu di dalam ruangan, ditambah lagi pas saya survei ada banyak meja kursi di situ jadi ruangannya kelihatan sempit.
Kelebihannya di sini adalah free sewa tempat dan kayak udah ada WOnya dari Serrata, karena dari sana yang mengontrol jalannya acara. Parkirnya juga lumayan kayaknya, karena ada di bagian depan dan belakang. Sayangnya, karena free tempat kita diharuskan buat ambil catering dari sana dengan harga buffet yang lumayan mahal menurut saya, harga buffetnya minimal Rp. 50.000/pax. Padahal banyak catering yang lebih murah dan dengan rasa lumayan. Hahaha. Selain itu panggungnya terlalu kecil menurut saya.

Biaya sewa : free: tapi harus ambil catering dari Serrata (buffet min. Rp. 50rb/pax, pondokan started from Rp. 10rb), additional charge hiburan, setting ruang, kemanan Rp. 3.500.000
Fasilitas : gedung dan ac, free 1 kamar deluxe double selama satu malam, peralatan seperti meja, kursi, taplak, pita, listrik untuk video shooting (tidak termasuk video shooting), test food utk 6 orang.

Kalo untuk acara yang nggak terlalu banyak tamu dan intimate gitu, cocok sih menurut saya. Tapi kalo tamu agak banyak dan budget minimal yaaaah..Hahaha
pilarnya nutupinnya lumayan -_-

panggungnya lumayan kecil

tampak dalam

tampak dalam (2)

bagian samping hall dekat kolam renang

Minggu, 03 April 2016

Getting older..become more complicated choices then

"Selamat ya mbaa"
Line tiba-tiba dari sepupu saya yang mengabarkan jika saya dinyatakan diterima sebagai tenaga kontrak di sebuah PTN di Jawa Tengah. Sesuatu yang bahkan nggak pernah saya rencanakan sebelumnya. Kalo dulu ibu nanya kenapa nggak pengen ngajar di negeri, saya cuma jawab "nggak ah di swasta aja, lebih enak kayaknya, hehe" sumpah cetek banget. Pikir saya pada saat itu negeri pasti persaingannya berat, cuma orang-orang pilihan yang mampu, dan sepertinya saya bukan orang yang terpilih itu.
Beberapa minggu lalu.
X : "kamu serius mau daftar ke situ?"
Y : "ya, insyaAllah. kan belum tentu ketrima juga, itung-itung  buat latihan proses rekruitmen kalo aku mau daftar ke tempat lain"
X : "tapi itu jauh loh dari Semarang, kalo nanti kamu ketrima aku gimana?"
Y : "hmm..." (dan sayapun bingung harus jawab gimana, hahaha)
-------------
Saya masih bengong mengamati pengumuman hasil penerimaan yang dikirim sepupu saya. Berpikir keras dan udah kepikiran dari sebelum-sebelumnya sebenernya. Surely it doesn't include in my prior dreamboard. Saya memang bercita-cita ingin menjadi star pengajar hingga akhirnya memutuskan resign dari kerja untuk kemudian melanjutkan sekolah lagi. Rencana saya pada saat itu, setelah lulus kuliah pengennya kerja dekat rumah, ehehehehe. Semarang atau dulu saya pengen banget bisa hidup di Jogja, like what I write in 2012. Sesuatu yang saya pikir dulu impossible.
Then time flies..who knows it looks like not impossible anymore. Saya memang belum pasti 100% bisa hidup bekerja di sana seperti yang saya cita-citakan dulu, tapi peluang yang ada besar. Cukup besar. Harusnya saya senang mengingat saya adalah tipikal yang kalo punya keinginan "entah gimana akan selalu saya usahakan sampai titik penghabisan"
....
Tapi semangat saya untuk mewujudkan cita-cita itu sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu.
...
Kembali ke soal tenaga kontrak.
Iya sih PTN, berpeluang untuk bisa jadi PNS, walaupun nggak selalu kualitas swasta di bawah negeri ya. Tapi pertimbangannya agak berat juga jadi tenaga kontrak, karena saya merasa masih nggak aman sebenernya.
Pertimbangan lebih berat lainnya adalah lokasinya yang cukup jauh dari rumah, walaupun masih sama-sama di jawa tengah. Saya tahu, harusnya bersyukur karena nggak harus sampai beda pulau. Tapi..ya..5-6 jam perjalanan pulang ke rumah  dengan ongkos lumayan buat tenaga kontrak..yaaaah..hahahaha.
Banyak hal yang berubah dalam beberapa tahun ini, termasuk kondisi keluarga. Bekerja dengan menetap di kota yang cukup jauh dari rumah sepertinya cukup berat mengingat kondisi keluarga saya yang sekarang. Karena saya akan sulit pulang sewaktu-waktu untuk menengok rumah..tapi di sisi lain saya seperti..I've to get my job soon..I couldn't doing nothing..panggilan hati  sebagai anak pertama. Saya nggak mungkin nggak melakukan apa-apa dengan keadaan sekarang, ada hal-hal yang bikin saya 'sengotot' ini untuk segera bekerja. Mungkin agak terdengar berlebihan. Tapi yaa..kondisi sekarang ini membuat saya merasa tertampar kalau ingat dulu saya gampang sekali mengeluh untuk hal-hal sepele, untuk hal-hal yang nggak seberat dibandingkan dengan masalah orang-orang lain di luar sana. Kadang-kadang kepikiran kenapa sekarang harus begini, kenapa Allah nggak mengembalikan keadaan keluarga saya menjadi 'baik-baik' seperti dulu, kenapa...ah God knows the best..then I should be grateful for who i am.
----------
Y : "kerja di Jogja itu udah jadi cita-citaku dari lama, udah sampai ditulis di blog malah"
X : "yaa.."
Y : "soalnya masih deket dari rumah juga, jadi aku masih bisa sering pulang. Dan sekarang peluangnya terbuka lebar. Terus..gatau kenapa emang pengen di sana dari dulu. Lagian di Semarang buat tespun aku kayak nggak dikasih kesempatan"
X : "rasa cita-citanya masih sama?"
Y : saya diam.. "Engga"
....
Semangat saya untuk mewujudkan cita-cita itu sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu. Rasanya sudah tidak sama.
...
Jujur, semangat saya sedikit demi sedikit menguap. Semangat saya masih ada walaupun sudah nggak sebesar dulu. Apa yang terjadi beberapa waktu ini membuat saya harus sedikit mengubah haluan rencana-rencana besar saya. Bagi saya ini besaaaar walaupun mungkin bagi orang lain ini cuma remah-remah  Karena saya terbiasa membuat perencanaan-perencanaan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk itu.

Alasan pertama, keluarga.

Alasan kedua, orang baru yang tiba-tiba datang dengan santainya dalam kehidupan saya, yang pada akhirnya menjadi bagian dalam rencana masa depan saya, yang membuat saya harus mempertimbangkan kembali langkah-langkah saya, yang kemudian membuat cita-cita saya dulu sudah tidak begitu menggebu-gebu.
Saya cukup beruntung karena saya nggak benar-benar harus merelakan beberapa hal yang saya inginkan. Alhamdulillah partner masih bisa diajak kompromi. Memang ada beberapa rencana yang perlu disesuaikan, tapi nggak lantas berubah total dari awal. Yang saya tahu, beberapa lainnya harus mengubah total cita-cita mereka. Meletakkan ego pribadi demi kepentingan bersama. Couldn't describe in the words..saya salut..karena saya bahkan nggak yakin bisa seperti itu. Hahaha

Pada  akhirnya, akan ada orang baru yang datang, kemudian membuat kamu rela mengalah untuk menomorsekiankan apa yang pada awalnya menjadi tujuan atau bahkan kamu harus membuat beberapa penyesuaian demi sama-sama merasa nyaman
Sekian waktu berlalu, dan rasanya sudah nggak seperti dulu.


3 April 2016, catatan demi saya bisa mengingat apa yang sedang saya alami sekarang pada beberapa tahun ke depan.