Get me outta here!

Jumat, 05 Oktober 2012

Bukan Rendah Diri, Tapi Rendah Hati


Setelah lulus itu freedom katanya. Iyalah, freedom dari tugas-tugas kuliah, praktikum, ngejar-ngejar dosen buat bimbingan, dan semua hal berbau kampus lainnya, yang kalo diinget-inget pas jaman dulu rasanya riweuh bgt. Dan setelah kebebasan itu, mari bersama-sama mengucapkan selamat datang kerasnya dunia dan persaingan yang sebenarnya. Saya 21 tahun dan hampir 22 tahun. Fresh graduate, dan saya sekarang berada di posisi transisi, antara lulus dan bekerja. Guess what? alusnya sih status saya jobseeker gitu. Haha. Posisi peralihan gini, serba sulit yaa..ketika saya harus ngisi form data diri untuk keperluan skck dan surat bebas napza, di situ tertulis status. Rasa-rasanya gimana gituu, masa iya mau ditulis jobseeker, atau yang frontal pengangguran (sementara). Sayangnya status kayak begituan nggak diakuin, akhirnya saya cuma kasih strip aja di isian itu, atau bisa dibilang nggak punya status.
Setelah lulus itu..rasanya maraton abis (menurut saya). Setelah sidang selesai kemarin, saya langsung dikejar deadline revisi buat pendaftaran wisuda. Oke, ini karena jadwal sidang yang terlalu mepet sama deadline sidang terakhir sih. Sekadar tips aja, do your final project as soon as possible, meski deadline pendaftaran sidang masih lama. Jadi nggak perlu ribet cari jadwal sidang, yang akhirnya malah jadi tumpuk-tumpukan schedulenya, terus dikejar deadline pendaftaran wisuda. Padahal perasaan saya udah sangat rutin melakukan "continous improvement" walaupun itu sekadar mempercantik tatanan kata, yang penting ada progress tiap waktunya *curhatan*. Seenggaknya kalian punya waktu bernafas dan santai lebih lama sambil nunggu wisuda. Kalo wisuda yang sakral itu udah selesai, welcome to the jungle for higher level. Keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya. Fiuuuh.
Setelah masalah administrasi di kampus beres, lagi-lagi saya dikejar waktu, ngurus segala macem persyaratan buat nglamar kerja (selain cari-cari keperluan wisuda, yg nggak terlalu penting dibahas), yang ternyata lumayan menguras waktu, tenaga, dan materi tentunya. Mulai dari ngurus SKCK yang harus diurus dari tingkat RT sampe polres, NAPZA, tes TOEFL, sampe fotokopi berkas-berkas segala macem. Actually, i want to refresh my mind for a while by didnt do anything like applied for many jobs -_- Tapi, tapi ketika semua kebanyakan orang berduyun-duyun apply ke macem-macem perusahaan dan ditambah lagi entah mengapa waktu-waktu ini ada banyaaak sekali lowongan kerjaan, saya jadi tergerak untuk mengikutinya. Honestly, i'm afraid of being unemployment for long time. Masa transisi itu keliatannya enak, tapi pikirannya ke mana-mana, capek. Lebai sih. haha
Ngomong-ngomong soal job vacancy yang saya lamar, berhubung saya "orang baru" semua-semua jadi saya daftarin. Kalap. Setelah saya baca ringkasan job description di posisi tertentu, kalo feeling saya oke,langsung saya apply. Haha. Kalau ditanya emangnya saya ga punya kriteria tertentu buat job yang pengen saya ambil. Ada sih, saya pengen kerja dengan nyaman, salary yang berkecukupan (nggak hrs besar maksudnya), domisili Jogja. Any idea? Nope. Yes, simple. And mission impossible. End. Bodoh memang, setelah saya coba browsing ternyata di area itu minim sekali peluang kerja teknik industri. Semua lowongan willing to be located in cikarang, karawang, bla3x. Previously, i never had a desire to live in around Jakarta. Kenapa? Crowded. Itu sudah cukup mewakili banyak poin-poin yang mengikutinya menurut saya. And finally, wherever i'll get a job, it was not an coincidence. God has a best plan for me.
Dan poin penting yang saya dapet selama bertahun-tahun selama pencarian jati diri ini. Tsaaah. Saya baru sadar betapa payahnya kepercayaan diri saya. Batasan masalahnya dalam hal kemampuan diri. Sometimes, i think what it will be if i cant work as well as they hope. Apalagi kalo posisinya sejenisnya Management Trainee yang kata orang prospek kerjanya cerah, "secerah" pressure dan tuntutan yang harus dihadapi. Kalo seketika kreativitas saya mampet, dan voilaa, apa jadinya project yang harus diselesaikan. Atau kalo kecepatan berpikir saya nggak bisa ngejar kecepatan berpikir mereka. Apalagi di  perusahaan-perusahaan asing yang kebanyakan teman-teman saya pengen banget bisa bergabung di dalamnya, rasanya saya justru jiper. Moreover, one of my friend in SHS had to work there, and he was so brilliant i think. Saya takut nggak bisa ngikutin ritme kerja mereka. Good. Sekali ketahuan satu kekurangan diri saya, menyebabkan komplikasi kekurangan-kekurangan lainnya.
Ibu saya pernah nanya, "kamu nggak pengen jadi staf pengajar ?". Lagi-lagi saya merasa kurang pede untuk mampu mengusai materi. Rasanya ilmunya masih kurang banyak gitu. Dulu waktu sesi interview sama interviewer yang seorang HRD, beliau juga nanya begitu, dan saya jawab, "saya merasa nggak begitu pintar menerangkan materi ke orang lain pak", dan kata beliau sambil ngebaca catatannya "nggak ada masalah kok sama hal itu"
Oh meeeen, saya tahu kok yang bagus itu rendah hati bukan rendah diri. Tapi entah kenapa saya ngrasa sering nggak pede sama kemampuan diri saya. Walaupun ada banyak catatan kekurangan di diri saya yang amat sangat perlu diperhatikan, saya juga punya beberapa kelebihan yang berperan besar untuk meminimalisir atau bahkan sedikit demi sedikit menghilangkan kekurangan saya. Tanggungjawab yang saya miliki selalu mengantarkan segala yang diamanahkan untuk dikerjakan sampai SELESAI dengan baik.
Karena Allah itu maha adil kan :)