Get me outta here!

Sabtu, 05 Mei 2012

Studying and Working with Your Passion


Akhir-akhir ini saya cukup tergelitik dengan kata passion. Passion kamu apa sih?
Tik tok tik tok..dooor. Beberapa tahun lalu mungkin saya bakal mikir lama banget kalo dapet pertanyaan seperti itu. Sama kayak pertanyaan “kamu itu sebenernya suka apa sih?” haha
Berhubung saya tipe yang moody, saya gampang merasa bosan untuk melakukan apapun. Kalo saya nggak mood belajar, saya nggak akan belajar (tsaaah…nggak mungkin belajar jadi kesukaan -_-), kalo saya nggak mood jalan, saya nggak akan jalan (jalan yg saya maksud sekadar windowshopping atau travelling).
Dan baru-baru ini saya baru menyadari, passion saya itu menulis. yak! MENULIS. Entah itu tulisan penting atau nggak, entah itu sekadar coretan abstrak atau asal ketik-ketik sesuatu di handphone. Saya bisa nulis kapanpun saya mau, nggak peduli in good mood atau bad mood. Dari SD saya udah sering menulis, bahkan saya punya satu buku tulis yang isinya khusus kumpulan puisi-pusi saya (and guess readers…isinya puisi acakadut gaya anak SD yang tentang pelangilah, bintanglah, langitlah, pokoknya tata surya komplit semuanya). Tapi not badlah..buktinya puisi yang saya buat nembus juga di majalah BOBO tuh, dua kali lagi. Waktu SD saya juga sering main surat-suratan sama sepupu saya. Eits, ini surat beneran loh, pke amplop, pke perangko, dan dikirim lewat pos. Well, walaupun sebenernya isinya nggak penting-penting banget, tapi saya suka saat di mana saya dapet balesan surat dan kemudian membacanya, membacanya lagi, dan lagi. Bahkan saya sampai (sempat) jadi filatelis segala dan pengoleksi kertas surat yang unyu abis waktu itu. Imagine that, kertas surat warna pink gambar hello kity ato tedy bear sampai kertas surat warna ijo orange kembang-kembang, saya punya semua -_-
Apalagi waktu itu saya juga jadi suka ngirimin surat ke artis cilik yang lagi booming waktu itu. Yang saya ingat, waktu itu saya kirim surat ke sherina. Yes. of course, everybody knows her. cute girl with her beautiful voice. and she was the trendsetter for others girl in that time. Kalian yang seumuran dengan saya pas tahu itu. Saya kadang masih bingung juga kalo inget betapa ngototnya dulu saya nonton film petualangan sherina terus beli-beli semua kaset, CD, atau majalah yang berbau Sherina. is it childish, isn’t? oke. Lupakan. Saya memang masih anak-anak pada saat itu. Back to the letter to Sherina. Daaan saya dapat balesan surat dari Sherina meen, dan isi suratnya ketikan (in case saya berharap dia ngebales surat saya dengan tulisan tangan dia sendiri) dan isinya nggak nyambung sama sekali sama apa yang saya tanyakan di surat saya. Berhubung masih anak kecil, saya nggak tahu kalo Sherina nggak bakal sempet bales surat nggak penting dari saya dan manajemennya yang ngurusin semua itu.
Masuk SMP……oke..kayaknya waktu SMP saya nggak produktif deh. Masuk SMA saya jadi aktif nulis lagi. Nulis diary! haha. Ababil bgt deh guee. Selain diary, saya juga mulai nulis karangan bebas, dengan bahasa yang setengah ababil gitu deh.
Awal kuliah saya terlarut dengan kesibukan sebagai the real anak kuliahan yang jauh banget dari kehidupan kuliahan yang dipertontonkan sinetron dan FTV jaman sekarang yang menye-menye dan terlalu imajinatif menurut saya, yang pulang kuliah bisa langsung jeng-jeng di mall atau kostum mereka yang lebih cocok buat pergi ke pesta. Terus habis itu lulus dengan mudahnya, dapet kerjaan, kaya raya, menikah, and happily ever after -____-
Mana gitu perjuangannya pas menuntut ilmu? Konfliknya malah cinta melulu. Hidup nggak segampang itu kalii. Awal-awal masuk kuliah bisa diitung deh berapa kali saya masuk mall, nonton film pun satu semester cuma sekali doang pas liburan. Oke. Curhat nggak penting.
Back to the reality. Pas kuliah saya udah mulai longgar, saya merasa mulai kembali menemukan passion saya. Ini karena saya nggak sengaja nemu tumblr orang yang tulisannya menurut saya sejalan dengan pemikiran saya. Yes, she did inspired me. Saya mulai buka lagi deh tulisan-tulisan jadul saya yang bikin saya ngakak dan bahkan saya lupa pernah menulis seperti ini.
Tuh kan..terbukti tulisan itu rekaman memori dalam aksara. Ingatan manusia ada batasnya, dan dengan tulisan sedikit membantu saya mengingat apa yang dulu pernah saya lakukan. Kalo kata Pramoedya Ananta Toer “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

Daan lagi-lagi gara-gara prolog tulisan ngaco yang terlalu panjang lebar, saya jadi lupa inti postingan yang mau saya buat.
Belajar dengan passion. Kalo ditanya apa saya belajar sesuai dengan passion saya sekarang..saya akan jawab iya. Belajar itu nggak melulu dengan pendidikan formal kan. Saya memang suka nulis, tapi bukan berarti saya harus masuk sastra -_- Saya bisa belajar dari mana aja, baca, blogwalking atau membuat tulisan yang mungkin sedikit nggak bermutu (dan semoga lama-lama naik level kemutuannya.amin). Kalau kuliah saya sekarang? Well, awalnya…ehem..sedikit berat nampaknya membuka tabir lama. Tapi saya cukup menikmatinya, kalau sama sekali nggak ada passion, mana mungkin saya bisa bertahan sampai semester 8 ini.
Menurut saya, orang yang bisa belajar dan bekerja dengan passion itu so lucky bangetlah. Hidup memang nggak bisa dinilai dari materi, tapi kepuasan batinnya. Tiba-tiba saya kepikiran ini gara-gara liat guru les gitar saya, menurut saya dia itu lucky passionholic. Haha. Pendidikan formal, hobi, sampe kerjaan sama semua. Kerja nggak berasa kerja kali yaa, mungkin berasanya main-main gitu, secara itu hobi dia. Udah gitu dapet duit lagi. Tapi sih..hidupnya mungkin datar-datar gitu, nggak bakal jauh-jauh dari alat musik, kurang berwarna gitu #stop #nampaknyasayasirik
Saya pernah ikut acara offair Kick Andy yang membahas tentang lentera jiwa.
LENTERA JIWA adalah PASSION. Hal yang sangat kita sukai. Suatu pekerjaan atau kegiatan yang menimbulkan kepuasan tersendiri bagi kita, meskipun seringkali menguras waktu dan tenaga.
Intinya ikutilah passionmu. Menurut Rene Suhardono yang jadi bintang tamu acara itu, “Your Passion is not what you’re good at, It is what you Enjoy the most”. Bekerja tanpa Passion = Bekerja tanpa Karya !"
Jleeeb. Ngena banget.
Saya akan menikmati setiap fase dalam hidup saya, skenario Allah itu indah teman.
No passion, no pleasure, then where will you bring your life?