Get me outta here!

Senin, 11 Agustus 2014

Y(our) Precious Childhood Moment



Each of you, definitely has your own precious childhood moment, yang pastinya bisa bikin senyum-senyum sendiri kalo diinget-inget. Hasil bongkar-bongkar barang jaman baheula yang masih tersisa beberapa waktu lalu, membuat saya teringat  "metamorfosis diri" yang saya alami dari kecil, remaja, hingga menjalani 23 tahun ini. Mungkin bisa dikasih judul, menyusuri jejak masa lalu kali ya. Hahaha. Berhubung termasuk anak kelahiran awal 90an, jadi mulai dari kebiasaan, hobi, dan barang-barang yang dipunya beda jauh sama anak-anak jaman sekarang (yang dari batita udah dibawain tablet sama emak bapaknya -_-)
And here some stuffs that has much meaning for colouring my awesome moment.
1. Koleksi perangko
semoga beberapa tahun lagi kalau dijual dapet mahal ya guys! :p
 Yang bikin pengen ketawa waktu liat album perangko ini, pas baca identitas diri di halaman depan. SLTP. What the..jaman kapan itu sebutan SMP masih Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Hahaha. Koleksi perangko ini dimulai pada awal masuk SMP. Dan sebenernya ngumpulin perangkonya nggak start dari nol juga sih, karena tinggal nerusin perangko-perangko yang dulu udah dikumpulin tante, om, dan ibu, yang entah udah dapet berapa album. Hehe. Jadi kerjaan waktu SMP dulu itu bawa-bawa album perangko ke sekolah, tuker-tukeran perangko, mintain perangkonya temen yang suka surat-suratan sama saudara-saudaranya di luar negeri, sama ngambilin perangko dari surat-surat yang dateng ke rumah. Pokoknya hunting perangko selalu. Hidup perangko! I love philately. I am a philatelist (in that moment). Kalau sekarang sih...saya bahkan nggak tahu perangko masih dicetak atau nggak :(

2. Koleksi kertas surat
kertas suratkuu unyu-unyu sekalii
 Dari SD saya udah suka ngumpulin kertas surat. Alasannya karena lucu aja punya macem-macem kertas bergambar warna-warni. Kalau ke toko alat tulis barang yang wajib dibeli ya kertas tulis ini. Nggak cukup di situ aja, kertas-kertas surat ini dimanfaatin juga dong. Saya jadi suka surat-suratan, hehe. Kirim surat ke sepupu, ke BOBO atau ke artis-artis cilik yang lagi heiiiitttss pada saat itu. Efek dari nonton petualangan sherina, film perdana yang saya lihat di bioskop, saya jadi ngefans abiieezz sama doski (pada saat itu). Alay? Alay pada jamannya itu bukan alay kan ya namanya? Saking sukanya sampai beberapa kali pula kirim surat ke doi -_-

3. Majalah BOBO dan teman-temannya
Sebagian koleksi BOBO yang tersisa, lainnya udah jatuh ke tangan saudara atau keponakan.
 Belum lengkap masa kecilmu kalau belum kenalan sama BOBO. Majalah anak-anak yang berjaya di masanya. Nggak tahu deh kalau sekarang. Saya udah jadi pembaca setia BOBO sejak harganya masih sekitar Rp. 1.500. Sempet dikasih juga, majalah BOBO lawas dari anaknya temen orangtua, harganya masih sekitar Rp. 300. Duuh tahun berapa deh itu belinya. Bayangkan kalau BOBO itu sama kayak kita-kita semua, sudah setua apa coba si BOBO. Terima kasih BOBO. Sudah mengajariku menulis dan membaca, juga menghiburku dengan cerita-cerita lucumu #ilovebobo #temanbermaindanbelajar #temanbobo #savebobo

4. Tabloid Fantasi dan sejenisnya
baca ini duluu biar nggak ketinggalan informasi yg up to date
 Kalau waktu SD bacaannya BOBO, menginjak SMP bacaannya jadi tabloid. Yang sering saya baca saat itu judulnya tabloid Fantasi. Kadang-kadang juga baca tabloid Gaul, biar gaul gitu. Masa SMP ini kayak masa peralihan ya. Udah nggak anak-anak, tapi kalau mau disebut remaja juga nanggung. Baca tabloid gini sih cuma karena suka baca cerpen-cerpen atau berita-berita artis yang lagi ngetren. Diih..gosiip banget ya gueeee. Sekarang udah tobat ah. Hahaha.

5. Majalah GADIS, KAWANKU, dan lainnya.
GADIS, bacaannya para gadis remaja :)

KAWANKU, pasti jadi kawan kita semua *mau promosi tapi failed banget*
 And finally...tadaaaa!!! Waktu SMA bacaannya naik kelas jadi baca majalah GADIS dan KAWANKU. Remaja cewek bangeeet kan bacaannya :p Selain dua majalah tadi, Olga, Aneka Yess, atau Go Girl juga jadi favorit. Kalau dulu di kelas sih biasanya ada yang suka bawa majalah-majalah cewek gini, terus pas pelajaran suka diputerin gitu ke anak-anak sekelas. Jangan dicontoh yah adek-adek. Pada saat pelajaran hendaknya kalian belajar yang rajin, bukan baca majalah remaja yang dirajinin. Berhubung bacaannya anak SMA, tips-tips mulai dari pergaulan, ramalan bintang, kesehatan, pertemanan, kecantikan, sampai cinta monyet juga tersedia di sini. Komplit. Pokoknya majalah-majalah ini kalau dibaca sekarang bikin geli sendiri. Pernah yah saya se"remaja" itu? *cubit lengan sendiri*

Sudah lebih di usia kepala dua, sekarang jatahnya sih baca Femina atau Kartini gitu ya. Tapi berhubung kantong cekak, bacanya numpang di public area aja deh, waktu nunggu servis motor atau dokter gigi contohnya. Hahaha. Lagipula kemudahan ber"online" kapanpun, di manapun juga membuat kita nggak harus susah-susah dateng ke loper majalah buat  beli majalah atau tabloid kesukaan. That's why (may be) some magazine publishers have troubles to increase their sales. Dengan kata lain, penjualannya pasti turun karena tergerus penggunaan digital media. Yaah mau gimana lagi, waktu terus berjalan, zaman juga berubah

Everyone has its own memories, save yours. And someday, don't forget to catch your own back. It will heal you from your missing in your past moment. Blissful love! kisses:)