Get me outta here!

Minggu, 06 Juli 2014

Pemilik Semesta Keren ya :')

Pasca kelulusan S1, entah mengapa saya jadi lebih merasa peka terhadap hal-hal yang membuat saya jadi berpikir betapa super kerennya Tuhan pemilik semesta raya. Banyak kejadian yang bikin saya bergumam dalam hati, "kok bisa ya?"
Sederhana sih sebenernya, tentang pertemuan yang terasa nggak sengaja tetapi sebenarnya semua sudah direncakan Tuhan. Atau tentang manusia-manusia yang ternyata saling terkoneksi satu sama lain di semesta yang super duper luas ini *ini ngomongin apa sih sebenernya. kenapa kata semesta diulang berkali-kali. biarin. suka-suka saya, saya lagi pengen aja*
Jadi, pernah nggak sih ngalamin kalau teman kita di lingkaran pertemanan A ternyata bisa kenal sama teman kita lainnya di lingkaran pertemanan B. Terus setelah itu saya cuma bisa bilang, "wah, kok bisa..dunia sempit ya ternyata"
Sepele memang, tapi kalau dibayangin dari bermilyar-milyar penduduk dunia, oke kita sempitkan saja jadi 250juta penduduk Indonesia, probabilitas dua orang saling kenal kan lumayan kecil.
saya : "haloo apakabar? udah lama banget nih nggak ketemu. sekarang domisili mana?"
seorang teman : "alhamdulillah baik. iyaa nih. sekarang aku kerja di X di Sumatra, ketemu sama temen baikmu si A"
s : "Oh ya? temen SMAku ituu. kok bisa..dunia sempit ya tenyata"
 Itu percakapan tiba-tiba lewat whatsapp antara saya dan seorang teman yang lost contact sudah cukup lama. Sekarang dia bekerja di oil service company ternama..dan ternyata dia menjadi partner dari teman SMA saya. Siapa sangka? What an amazing universe!
Teman kuliah saya di Jogja pernah whatsapp saya suatu ketika, "kenal sama si B nggak?" Saya jawab, "temen SMAku ituuu. kok bisa tau?" Katanya, "aku barusan kenalan. dia temennya temenku yang kemarin aku ceritain mau daftar kuliah di sini"
Meskipun sedikit complicated (temennya temenku), hahaha, tapi pada akhirnya tetap berujung kami yang saling terkoneksi satu sama lain. Atau tiba-tiba teman saya di Jogja bertanya "kenal sama si C nggak? kemarin aku ketemu waktu tes kerja. dia dari Undip katanya" Ya iyalaah, dia temen saya sejurusan, seangkatan pula -_-
Beberapa waktu kemudian teman yang sama tiba-tiba wa saya, "aku ketemu lagi nih sama temenmu, si D sama si E. mereka dari sipil sama elektro Undip, katanya temen SMAmu," Teman saya ini lagi proses tandatangan kontrak setelah dinyatakan lolos dari tes kerja yang diikutinya kemarin. Dan sebenernya masih banyak kejadian yang bikin saya berucap "dunia sempit ya"
Tentang pertemuan yang tiba-tiba juga begitu. Dulu, setiap pulang naik kereta dari Jakarta ke Semarang atau sebaliknya, sering banget ketemu sama orang-orang yang entah sudah kenal baik atau sekadar kenal saja. Herannya, dari sekian banyak orang yang ada di stasiun atau dari sekian banyak pilihan jadwal pulang kenapa bisa pas ketemu gitu ya sama mereka. Kalau kata Gusti Allah, "Tentang pertemuan, tidak ada yang kebetulan. Semua sudah digariskan pada rencana Tuhan"
Suatu ketika, saya dalam perjalanan balik dari Semarang ke Jakarta dengan seorang teman SMA menggunakan kereta ekonomi *jangan tanya kenapa, biar ekonomis aja* Berhubung naiknya kereta ekonomi, duduknya pun harus hadap-hadapan sama penumpang di depan, dengan model kursi tegak lurus alias 90 derajat menopang punggung *pegel mameeen* Seperti biasa, awal perjalanan sebelum ngantuk saya rumpi cerita-cerita cantik dulu sama teman saya ini. Topiknya tentu saja tentang nostalgila SMA karena kami satu sekolah. Setelah beberapa waktu bercakap-cakap, tiba-tiba mas-mas di depan saya memotong pembicaraan, "mbak boleh gabung nggak? saya alumni sma 3 juga loh, angkatan xx (angkatan 90an gitu deh saya lupa)" Saya dan teman saya shock, berarti dari tadi kami ngobrol seenak jidat mas-mas ini ngerti dong -_-
Mas-mas di depan ini kemudian bercerita bahwa dirinya sedang dinas di Jakarta. Sebagai seorang TNI, dirinya harus LDR dengan istrinya yang seorang dosen Fakultas Kedokteran Unisula Semarang, yang ternyata teman SMA-nya juga -_- Jadilah kami ngobrol ngalor ngidul bertiga. "dek, dapet salam si F, si G, dll (teman-teman seangkatan saya di SMA). Saya dulu paskibra, jadi masih sering kontak-kontakan sama mereka di grup BB" kata mas-mas satu almameter yang saya lupa namanya itu. Alhamdulillah, kecanggihan teknologi bisa mendekatkan yang jauh. Semoga nggak menjauhkan yang dekat :p
Pertemuan yang mengejutkan lagi-lagi terjadi pada saat saya lagi nunggu kereta di Gambir. Saya yang kehabisan tiket mudik Lebaran, akhirnya harus nongkrong sendirian di Stasiun Gambir menunggu jadwal keberangkatan kereta saya. Di saat lagi duduk-duduk dan mencoba menyibukkan diri sendirian dengan baca-baca biar nggak keliatan kayak anak ilang di stasiun, tiba-tiba ada sosok wanita sebaya yang lagi seret-seret koper berisik di depan saya. Saya mendongak, dia lihat ke arah saya, saya lihat ke arah dia, kami lihat-lihatan untuk beberapa detik. Sampai akhirnya kami kompakan tertawa sambil berkata, "kok bisa ya ketemu di sini," Ternyata lagi-lagi pertemuan tanpa rencana dengan si H seorang teman baik semasa kuliah. Setelah itu kami saling bercerita keadaan masing-masing dan apa saja yang terjadi pasca kelulusan *btw, kayak apaan aja yah*, tidak lupa foto selfie alay cantik dulu sebelum akhirnya teman saya berpamitan karena keretanya sudah tiba.
ini cemilan waktu di kereta. nggak nyambung ya? iya, emang.
Btw, ini hasil selfie pertemuan tak terduga di stasiun Gambir
Beberapa waktu kemudian, saat arus balik dari Semarang ke Jakarta, lagi-lagi ada momen pertemuan mengejutkan di dalam kereta. Waktu itu saya naik kereta bisnis, jadi duduknya nggak perlu hadap-hadapan lagi, haha. Ada mbak-mbak yang duduk di depan saya, kelihatannya kenal nih. Tapi nggak berani nyapa duluan berhubung cuma lihat dari belakang. Kalau salah orang kan maluu boook. Tiba-tiba saya nggak sengaja batuk-batuk, dan mbak-mbak di depan saya noleh ke belakang. Jadi, ini hikmah saya kena flu pasca lebaran -_- Ternyata mbak tadi adalah kakak kelas saya waktu SMA. Karena bangku sebelah mbak I kosong, saya pindah duduk di situ. Dan sudah bisa ditebak, kami ngobrol ngalor-ngidul begituu, cerita tentang mbak I yang hijrah ke Bogor untuk kerja di salah satu perusahaan developer ternama sampai cerita soal pacarnya mbak I sedari SMA. Wuidiiih. Jadi rumpi banget nih. Hahaha. Sebelum turun dari kereta, kami nggak lupa foto selfie cantik dulu walaupun muka udah kucel *jangan tanya kenapa harus pake acara foto tiap ketemuan sama orang, sayapun tak tahu jawabannya*
Cerita yang menurut saya sedikit lucu juga dialami seorang teman SMA saya. Perkenalan yang entah bagaimana membuat dia jadian sama seseorang yang ternyata adalah kakak kelas waktu SMA. Padahal semasa SMA, dia sama sekali nggak tahu-menahu apalagi kenal sama si masnya itu :0
Atau cerita yang kedengarannya dongeng banget yang pernah saya baca waktu blogwalking. Si pria ternyata sudah pernah berkenalan dengan si wanita ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Hanya sekadar perkenalan bocah biasa. Sampai akhirnya, siapa sangka sepuluh tahun kemudian mereka dipertemukan kembali, lalu menikah. Si wanita lupa pertemuan pertama mereka, namun si pria tidak. Perkenalan yang cuma beberapa menit itu ternyata masih diingatnya, sampai akhirnya mereka bertemu lagi ketika sudah sama-sama dewasa.
Cara Tuhan untuk mengatur pertemuan dari setiap kita kadang-kadang terasa comical banget yah. Hehe. Tapi nyatanya toh memang begitu yang dikehendaki Tuhan dan kita menikmatinya. Saya sangat menikmatinya. Semakin dewasa seseorang, lingkaran pertemanannya jadi makin luas, karena entah bagaimana ternyata setiap dari kita jadi terkoneksi satu sama lain. Dan semua pasti setuju, rasanya senang punya banyak kenalan yang tersebar di semesta, at least Indonesia dulu kali ya, hehe. Sebab ke manapun kaki-kakimu melangkah, kamu nggak akan kesepian. Ada mereka-mereka yang bisa jadi teman minum kopi atau sekadar berbincang ringan tentang apa-apa yang terjadi pada kalian di masa dahulu atau berbagi bersama tentang rencana masa depan.
"Ja, enak kali ya kalau ternyata jodoh kita adalah orang baru yang sebenernya nggak baru-baru amat gitu, nggak jauh-jauh dari lingkungan yang sama kayak kita. Maksudnya, mungkin kita emang belum pernah kenal atau belum terlalu mengenal dia, tapi sebenernya dia berada dekat di dalam lingkaran kehidupan kita. Mungkin kita aja yang ‘nggak ngeh’ kalau sebenernya 'dia sudah ada' Jadi kita nggak perlu repot-repot cari tahu tentang dia lebih dalam, karena yang masuk ke dalam lingkaran kehidupan kita udah pasti orang-orang pilihan," kata saya pada seorang teman suatu hari. Dia cuma manggut-manggut saja. Pemilik semesta keren ya :’)