Hello blog,
It has been so long long time not to write
something here.
Tahun ini saya genap 22 tahun. Ternyata banyak hal
yang nggak saya rasakan sesuai sama tebakan-tebakan saya dulu tentang seorang
wanita 22 tahun. Betapa saya dulu merasa (read: menebak) mereka begitu
“spesial”nya. Nyatanya yang saya rasa sekarang biasa saja.
Akhirnya status menggantung setelah menyelesaikan
tugas sebagai mahasiswa S1 berganti juga menjadi “bekerja”. Setelah perburuan ke berbagai perusahaan,
yang tentunya menyisakan bermacam pengalaman, tak lupa juga cukup menguras
kantong dan meneteskan peluh. Untung nggak sampai mengeluarkan air mata. Haha. Tapi
yang paling mengena buat saya adalah ketika saya berkali-kali mati-matian
berusaha buat nggak mabuk di dalam bus, karena perjalanan buat tes harus saya
lalui sendiri. How hard it is.
But, I really enjoyed this phase. Saya menikmati
perjalanan bolak-balik saya, Semarang-Jogja, atau kota-kota lainnya ketika
kadang seleksi tahapan akhir harus dilaksanakan di head office perusahaan tersebut.
Dari sisa-sisa ingatan saya, saya mau
mereview tes-tes seleksi masuk perusahaan yang pernah saya ikuti. Biar bisa
tetep diinget buat cerita di hari tua nanti :p
1. 1. PT.
AISIN
Perusahaan
manufaktur sekaligus perusahaan perdana yang saya ikuti proses rekruitmennya.
Saya mendaftar proses rekruitmennya sekitar bulan Juni-Juli 2012 di kampus
Jurusan saya. Waktu itu saya bersama
rombongan sekampus lainnya (read:teman-teman jurusan seangkatan) dalam posisi
belum lulus Saudara-Saudara. Lebih tepatnya on
the way untuk lulus. Niat saya waktu itu sederhana, untuk mengasah
kemampuan saya dalam proses rekruitmen kerja, biar nanti ketika saya
benar-benar dihadapkan pada keharusan untuk bekerja, saya nggak akan kaget
dengan tes-tes yang harus saya kerjakan. Posisi yang saya incar waktu itu
adalah Quality Assurance (walaupun
pada akhirnya sepertinya saya dan rombongan diarahkan untuk posisi Marketing). Tahapan proses rekruitmennya
mulai dari psikotes, interview psikolog, interview HRD, interview BOD (Board of
Director), interview user, dan yang terakhir medical check up. Psikotes perdana
yang saya ikut dalam proses rekruitmen kerja ternyata nggak jauh beda sama
psikotes yang dulu pernah saya ikuti waktu SMA, bikin gambar-gambar, deret
angka, tes Pauli dan lain sebagainya. Untuk tahap psikotes dan interview
psikolog dilaksanakan di undip.Dan hasil dari serangkaian tahapan tes
rekruitmen tadi, saya dan serombongan cewek-cewek seangkatan sejurusan (dan
sama-sama belum lulus tentunya) harus
berangkat ke Jogja buat tahapan selanjutnya, interview HRD. Dua hari sesudahnya
diumumkan kembali bahwa kami lolos untuk
maju ke interview BOD. Ini pengalam pertama saya interview kerja, dan
alhamdulillah justru nggak terlalu deg-degan, mungkin karena waktu itu dalam
posisi “belum terdesak” untuk segera mendapat pekerjaan. Jawaban-jawaban
interview juga polooos banget, khas mahasiswa. Haha. Yang paling saya inget
adalah pertanyaan waktu interview direksi.
Salah satu
BOD : “Kamu udah punya pacar belum?”
Saya : “Belum pak”
Salah satu
BOD : “Kok bisa belum?”
Saya : “Yaaah, memang belum
ada yang cocok sih pak”
Salah satu
BOD : “Kok bisa belum ada yang cocok?”
Saya : “Yaah, emang gitu
pak..belum ada yang cocok kan nggak bisa dipaksain”
Salah satu
BOD : “Emang kamu nyarinya gimana?”
Saya : “Saya nggak pernah
nyari pak..”
Salah satu
BOD : “Oh pasti kamu maunya dicari
yaa...Hahahahaha” (dan serempak semua BOD ini menertawakan saya semua)
Sampai
tahapan BOD ini saya gagal dan nggak lanjut ke tahap selanjutnya.
2. 2. P&G
Ini
perusahaan FMCG pertama yang saya ikuti proses rekruitmennya. Saya apply via
ECC online dan tes awalnya dilakukan di Yogyakarta. Kecanggihan teknologi saat
ini amat sangat memudahkan kami para jobseeker, dengan sekali klik saja
panggilan kerja bisa di mana-mana. Nggak kebayang rasanya kalau sampe harus
jalan keluar masuk dari satu perusahaan ke perusahaan lain sambil bawa stopmap
yang isinya surat lamaran kerja dan CV yang sering kita lihat di TV.
Tes pertama yang harus diikuti di P&G ini sejenis tes
Potensi Akademik tapi dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan in
english. Wajarlah, karena perusahaan besar dengan skala internasional. Kemudian
ada juga tes via onlinenya. Dan dari awal saya udah nggak lolos tes.
3. 3. Astra
International ->> Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
Saya apply
Astra International juga melalui ECC online dengan panggilan tes di Jogja.
Tahapan tes pertamanya yaitu psikotes, yang cukup banyaak dan menyita waktu
cukup lama, dan cukup sulit untuk saya yang merasa nggak bisa ngerjain, dan
dengan peserta yang cukup banyaaak pula. Sempurna. Tapi setidaknya menurut
saya, psikotes Astra ini cukup melatih saya dalam pengerjaan psikotes-psikotes
lainnya. Haha. Ternyata dari hasil peserta yang lolos psikotes tidak semua
diarahkan “lolos” menjadi karyawan Astra International, tapi “dialihkan “ ke “anak-anak”
Astra yang lain, seperti Toyota Astra Motor (TAM), Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMIIN), dan Astra Otoparts (AO). Termasuk saya, yang dialihkan ke
TMMIN. Sehingga untuk tahapan selanjutnya saya melanjutkan seleksi untuk TMMIN.
Tahapan selanjutnya, yaitu psikotes tahap 2. Kami harus mengerjakan
gambar-gambar seperti biasa dan tes Pauli. Hari itu juga langsung diumumkan
peserta yang lolos untuk tahapan selanjutnya. Saya dinyatakan lolos untuk maju
ke tahapan interview HRD atau psikolog, entahlah saya lupa. Beberapa minggu
setelah itu, via email diumumkan bahwa saya gugur pada tahapan tersebut.
4. 4. Toyota
Auto 2000
Panggilan
lagi-lagi datang melalui ECC online di Jogja. Tahapan tes pertama Toyota Auto
2000 ini yaitu psikotes. Yang paling saya ingat saat psikotes ini adalah dari
sekitar 80 peserta, jumlah perempuan yang ikut tes hanya sekitar 5-6 orang,
dengan 3 orang di antaranya termasuk saya dan 2 orang teman kuliah saya. Dalam
pikiran kami pada saat itu adalah salah ikut tes nih kayaknya, pasti yang dicari
cowok-cowok. However, we still try our best, itung-itung latihan psikotes (padahal
sudah berapa kali psikotes yang kami ikuti -_-). Akhirnya, kami (read:saya dan
teman-teman kuliah saya yang cewek, cewek-cewek tangguh) lolos psikotes juga,
dan langsung mendapat jadwal interview HRD esok paginya.
Dari sekian
interview HRD, saya paling berkesan sama ibu-ibu yang interview saya waktu ini.
Kesan pertama saya lihat, cantik, rapi, dan smart. Sangat smart menurut saya.
Ibu HRD yang interview saya ini bener-bener bisa mengupas habis Laporan Kerja
Praktek dan Tugas Akhir saya, padahal jelas-jelas bukan bidangnya. Bahkan yang
saya nggak pernah kepikiran buat ditanyain waktu sidang, bisa ditanyain sama
ibu ini. Ibu HRD ini juga sangat ramah, sabar, nggak menggurui dan “nggak bikin
kita tertekan”. Sometimes, we’re getting nervous then we only told something
yang nggak mutu. Tapi ibu HRD tetap menghargai apapun yang keluar dari mulut
saya. Hal random yang saya pikirkan saat itu adalah pengen jadi asistennya. Hasil
akhir dari tahapan ini, entahlah, saya nggak tahu, karena nggak dapet kabar
apa-apa. Mungkin peserta yang lolos sudah dihubungi by phone, sedangkan yang
nggak lolos biarkan berlalu.
5. 5. Paragon
Technology Indonesia
Atau biasa
yang dikenal dengan Wardah Cosmetics. Saya apply melalui jobfair UNDIP. Tesnya
dilakukan di Semarang. Tahapan awal, seperti biasa psikotes. Beberapa minggu
kemudian diumumkan saya lolos untuk tahapan selanjutnya, yaitu psikotes tahap
2. Psikotes lagi dan lagi-lagi psikotes. Setelah itu, mengambang seperti biasa dan
nggak ada kabar lagi.
6. 6. Garudafood
Panggilan
psikotes ini juga saya dapatkan dari apply melalui jobfair UNDIP. Dan dari
psikotes yang masih tahap pertama ini saya udah nggak lolos, padahal
psikotesnya menurut saya biasa aja sih. Jadi saya nggak bisa cerita banyak ya
:p
7. 7. Mayora
Panggilan
psikotes ini saya dapatkan dari apply melalu jobfair Kompas di Semarang.
Semenjak jadi jobseeker, entah sudah berapa jobfair yang saya ikuti. Saya apply
untuk posisi Factory Development Program. Nggak kebayang saya bakal jadi anak
pabrik seandainya diterima di sini, jadi anak pabrik waktu KP sebulan aja udah
ngeluh nggak kuat. Haha. Dan benar setelah psikotes, kemudian lolos untuk
interview HRD, saya nggak lolos untuk tahapan selanjutnya yaitu interview user.
8. 8. Yamaha
Motor Parts Manufacturing
Perusahaan
manufaktur kesekian yang saya lamar. Pabrik lagi dan lagi-lagi pabrik. Apa
boleh buat, tuntutan profesi TI memang peluang terbesar di sana. Walaupun
semakin lama seiring berjalannya waktu, yang dulunya saya apply posisi Quality
Engineering lama-lama berubah menjadi Human Resources Development. Alasannya
sederhana. Saya pengen kerja di dalam kantor. Haha. Saya apply melalui dekanat
FT UNDIP dan untuk psikotes dilakukan juga di UNDIP. Yang paling saya inget
waktu HRD presentasi tentang profil perusahaan adalah hanya sekitar 5% karyawan
perusahaan adalah wanita. See? Berapa persen peluang wanita bisa berkarir di
situ, dan semakin lama hidup mengajarkan saya, seperti itu adalah memang
realistis. Beberapa minggu kemudian diumumkan bahwa saya lolos psikotes dan untuk
tahapan selanjutnya, interview HRD dan user harus ke kantor pusat perusahaan
(dan pabriknya yang pasti) di Karawang. Pengalaman diwawancarai user dengan
tema yang TI banget, seharusnya mudah, tapi you know sometimes, you’re getting
nervous suddenly. And you have no idea. Blank banget dan berasa bego jadinya.
Sudahlah lupakan..yang utama dan terutama adalah pelajaran dan pengalaman.
9. 9. Bank
Rakyat Indonesia Tbk.
First time,
saya apply ke bank, lewat jobfair Kompas di Semarang untuk posisi PPS (Program
Pengembangan Staf) BRI sejenis ODP atau biasa disebut MT di perusahaan
manufaktur. Tahapan pertama seleksi nggak seperti perusahaan manufaktur yang
biasa dengan psikotesnya. Untuk bank, tahapan awal adalah interview. HRD kalau
nggak salah. FYI, peserta interview bank rapi-rapi banget..udah kayak orang
bank beneran. Beda banget waktu interview di perusahaan manufaktur. Rata-rata
sudah siap dengan make up, blazer dan heelsnya, mungkin karena kebanyakan
peserta dari ilmu sosial udah biasa kali ya berdandan seperti itu..nggak kayak
di kampus saya, waktu habis buat ngerjain laporan praktikum (analisis yang sok
tau). Bikin ngeper juga karena semua peserta cantik-cantik dan dari penampilannya sudah sangat cocok menurut saya sebagai seorang pegawai bank.
Jadi 5 orang peserta
tes langsung dipanggil masuk ke dalam suatu ruangan untuk diinterview HRD, yang
sudah cukup senior menurut saya. Kemudian interviewer menanyai kami bergantian,
mulai dari tentang perkenalan diri, nilai yang dianut di keluarga, apa yang kamu
ketahui tentang bank, BRI, dsb. Cukup singkat interviewnya, mungkin sekitar 15
menit untuk 5 orang. Tengah malam hari langsung diumumkan melalui web peserta yang lolos untuk tahapan selanjutnya untuk psikotes dan tes bahasa Inggris keesokan paginya. Dan pada saat pengumuman itu posisi saya ada di dalam bus, dalam perjalanan ke Karawang untuk interview user perusahaan lain. Yaa life is about choices kan..dan saya memilih melanjutkan perjalanan ke Karawang dibandingkan balik lagi ke Semarang untuk tes BRI tahapan selanjutnya. Ya iyaaalaaaah. Haha.
1 10. Sayap
Mas Utama (Wings Group)
Posisi yang
saya apply adalah Supply Chain Management (sesuai yang seharusnya seorang
Industrial Engineering kerjakan), tapi lagi-lagi rezeki saya bukan di situ.
Setelah psikotes dan interview HRD, langkah saya terhenti.
1 11. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk. (Alfamart)
This first
time, I applied for distribution retail company dan saya nggak kebayang di sana
saya bisa apa. Saya apply melalui jobfair Unika untuk posisi MT (Management
Trainee). Tahapan seleksi pertamanya seperti biasa adalah psikotes. Kemudian
bagi yang lolos akan masuk ke tahapan FGD (Focus Group Discussion). Kami dibagi
dalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok diberi suatu kasus dan masing-masing
dari kami harus menyampaikan pendapatnya untuk penyelesaian kasus tersebut.
Kemudian tiap kelompok harus memberikan kesimpulan berdasar kesepakatan dari
seluruh anggota kelompok. Setelah tahapan FGD, langsung diumumkan peserta yang
lolos tahapan selanjutnya untuk tahap interview HRD. Hari itu juga peserta yang
lolos langsung interview HRD. Beberapa minggu setelah itu, saya mendapat
telepon dari HRD yang waktu itu menginterview saya, katanya saya lolos ke tahap
interview user. Tetapi, berhubung proses rekruitmen MT yang saya apply baru
diproses bulan Maret (waktu itu akhir Desember) saya diberi tawaran interview
user untuk posisi Buyer, Merchandising Department.
What? Yang saya tahu sebelumnya Cuma Departemen
Produksi, Logistik, HRD, RND, Finance atau Sales and Marketing. Waktu saya nanya
job descriptionnya apa, katanya berkaitan dengan supplier dan marketing.
Oh..saya pikir purchasing, seperti yang banyak diceritakan senior saya di
Manufaktur. Dan setelah saya browsing, ada begitu banyak job desc dari buyer
sebagai perantara antara pihak internal perusahaan dan pihak eksternal yaitu
supplier-supplier yang memasok kebutuhan produk-produk yang akan dijual di
minimarket.
Akhirnya dengan
berbekal pengetahuan seadanya, berangkatlah saya ke Head Office Perusahaan yang
terletak di Tangerang untuk interview user. Sekitar setengah jam saya interview
dengan atasan saya langsung, kemudian di menit-menit terakhir ada calon Product Group Manager dan General Manager saya yang ikut
menginterview saya. Waktu itu saya lebih tenang sih, dan lebih pasrah tentunya
setelah sekian kalinya menjadi interviewee. And
who knows? Akhirnya saya dinyatakan diterima, untuk posisi yang sebelumnya
bahkan saya belum pernah tahu.
And finally, here I am. Hampir
dua bulan di sini, banyak hal yang nggak saya pelajari sebelumnya atau pernah
saya pelajari tapi menjadi sedikit berbeda. Sebagai contoh dalam penentuan
harga jual. Sebelumnya di kuliah saya belajar juga bagaimana menentukan harga
jual, bedanya adalah pada saat kuliah saya menentukan harga jual produk dengan
berperan sebagai produsen atau perusahaan manufakturnya. Dimulai dari penentuan
harga pokok produksinya yang merupakan total dari direct cost dan overhead cost
dari produk tersebut, kemudian dijual dengan menambahkan harga pokok produksi
dengan presentase laba yang diinginkan. Sedangkan di sini, peran saya adalah
sebagai distributor yang merupakan tangan kedua dari perusahaan manufaktur. Dan
masih banyaak lagi hal baru yang saya dapat, termasuk menemukan karakteristik
supplier yang cukup banyak dan beraneka ragam. Jadi harus mengeluarkan sisi
ilmu sosialnya TI nih. Haha
Dear, my college friends. I miss
you all guys. Saya kangen diskusi soal forecasting, ergonomics, logistic,
quality, engineering economics, atau hal-hal TI lainnya (yang dulu kita suka
males-malesan ngerjainnya :p). Sekarang udah nggak bisa becandaan lagi pake
istilah-istilah di TI karena nggak ada yang “sebidang ilmu” di departemen saya.
Beberapa bulan setelah kelulusan S1
saya hingga hari ini membuat saya belajar begitu banyak hal tentang “perjalanan
hidup”. Betapa idealisme seharusnya proporsional dengan sikap yang realistis, I guess. Sometimes, money couldn’t bought anything guys. Saya jadi lebih open minded, setelah saya mengalami sendiri
“hal-hal ajaib” dalam selang beberapa waktu ini. Karena ada balasannya bagi
setiap kamu, untuk setiap usaha dan doa yang kamu lakukan. You couldn’t guess God’s plan, dear.
Salam.
Life traveler.
2 komentar:
Mba,bagaimana kerja di alfaria? menyenangkan kah? Karena saya akan bergabung kurang lebih 5 hari lagi ~
waah baru buka blog, di alfamart lingkungan kerjanya cukup menyenangkan kok :)
Posting Komentar