Sabtu siang itu travel membawa
saya menuju Jogja, untuk keperluan tes sekalian main-main atau main-main
sekalian tes. Karena perjalanan Semarang-Jogja yang nggak begitu lancar,
akhirnya perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu 3 jam, menghabiskan lebih
dari 4 jam. Saya tiba di halte TransJogja depan RS Panti Rapih sekitar pukul 6
lebih, kemudian dengan dijemput adik saya yang saya paksa setia, kami langsung
meluncur menuju kosnya.
Nggak banyak yang saya lakukan
malam itu, selain mendengar adek saya berkicau dengan buku anatominya.
Sedangkan saya hanya membolak-balik materi tes besok pagi tanpa benar-benar
membacanya. Hahaha.
Keesokan harinya setelah segala
keperluan utama beres, sekitar pukul 2 siang saya menjalankan misi kedua saya
(atau pertama ?). Saya dan adik menuju Museum Benteng Vredeburg tanpa
benar-benar tahu arah jalannya. Dengan berbekal browsing internet dan bertanya
bapak tukang becak akhirnya sampai juga di Vredeburg tanpa nyasar! Ternyata
Vredeburg yang berlokasi di Jl. Jendral A. Yani No. 6 sangat mudah ditemui
karena lokasinya yang strategis, dekat dengan Malioboro, Taman Pintar, Gedung
BNI 46 dan Kantor Pos Besar.
Sebelum memasuki kawasan Vredeburg, di bagian depan gerbang utama kami
disambut bangunan kuno yang masih terlihat megah dan terawat bertuliskan
VREDEBURG, dengan jembatan di depan pintu gerbang utama tersebut yang dikelilingi
oleh parit. Sebelum memasuki kawasan benteng kami membeli tiket masuk seharga Rp. 2.000,-, iya, harga
tiket masuknya haya Rp. 2.000/orang. Jauh lebih kecil dari uang saku anak
sekolah kan ya? Hehehe
Setelah memasuki kawasan
Vredeburg, kami disambut dengan dua patung pahlawan dengan ukuran yang cukup
besar di sisi kanan dan kiri, yaitu Jendral Soedirman dan Letnan Jendral Urip Sumohardjo.
Kemudian di sayap kanan dan kiri terdapat bangunan museum yang di dalamnya
berisi kumpulan diorama-diorama mengenai perjuangan rakyat Indonesia khususnya
Yogyakarta ketika berperang melawan penjajah. Sedangkan bagian tengah antara
museum merupakan ruang terbuka kosong yang dapat digunakan pengunjung untuk
duduk-duduk santai sembari berfoto.
Vredeburg merupakan benteng yang
dibangun oleh Belanda di wilayah Keraton Yogyakarta. Benteng ini semula bernama
Rustenburg yang artinya “peristirahatan”, tetapi kemudian berganti nama menjadi
Vredeburg yang berarti “perdamaian”, karena Kesultanan Yogyakarta dan Belanda
tidak saling menyerang pada saat itu. Walaupun benteng sudah berusia cukup tua
hingga ratusan tahun, namun nampaknya bangunan masih kokoh dan terawat dengan
apik. Desainnya memang terlihat cukup kuno, tetapi kekuatan bangunannya masih
cukup baik menurut saya. Bangunan dengan langit-langit yang dilengkapi pintu
dan jendela yang cukup tinggi mengingatkan saya akan bangunan SMA saya yang
memang tempo dulu banget. Terkesan klasik...walaupun sedikit mistik. Hehe.
Apalagi kalau ada acara yang mengharuskan bermalam di sekolah dulu, cerita
mistisnya pasti ada di bangunan lama. Hahaha.
Oke, back to Vredeburg. Di bagian belakang bangunan terdapat tangga
yang menuju bangunan terbuka tanpa atap di lantai dua. Jadi kita bisa leluasa melihat
pemandangan keramaian Jogja dari atas Vredeburg. Oh iya, di dalam kawasan
Vredeburg ini disediakan kafe, namanya Indische
Koffie. Awalnya saya nggak ngeh tentang kafe ini, karena pada saat itu
kelihatannya sepi, mungkin karena waktu itu memang bukan prime timenya pengunjung kafe kali ya. Oh jadi ini kafe yang
dimaksud dalam cerita pendek “Yogya Kembali” dalam Reblog Yogya. Suasana di
dalamnya elegan dan klasik banget, interiornya diset tempo dulu. Saya nggak
tahu banyak sih, secara cuma ngintip dari luar ;p
Sore hari sekitar pukul setengah
5, saya menutup kunjungan bermain belajar saya di Museum Benteng
Vredeburg. Memang nggak banyak sih yang saya tahu mengenai detail sejarah
bangunan ini, but here I recommend you for your next special trip! Because of wind blows, smiling sky, this gorgeous view, and the antique
building, then take yours. Your inspirations ;)
Dan akhirnya postingan ini
ditutup dengan sedikit banyak foto-foto keren tapi alay dari
Vredeburg.
0 komentar:
Posting Komentar