Akhir-akhir ini
saya cukup tergelitik dengan kata passion. Passion kamu apa sih?
Tik tok tik
tok..dooor. Beberapa tahun lalu mungkin saya bakal mikir lama banget kalo dapet
pertanyaan seperti itu. Sama kayak pertanyaan “kamu itu sebenernya suka apa
sih?” haha
Berhubung saya
tipe yang moody, saya gampang merasa bosan untuk melakukan apapun. Kalo saya
nggak mood belajar, saya nggak akan belajar (tsaaah…nggak mungkin belajar jadi
kesukaan -_-), kalo saya nggak mood jalan, saya nggak akan jalan (jalan yg saya
maksud sekadar windowshopping atau travelling).
Dan baru-baru
ini saya baru menyadari, passion saya itu menulis. yak! MENULIS. Entah itu
tulisan penting atau nggak, entah itu sekadar coretan abstrak atau asal
ketik-ketik sesuatu di handphone. Saya bisa nulis kapanpun saya mau, nggak
peduli in good mood atau bad mood. Dari SD saya udah sering menulis, bahkan
saya punya satu buku tulis yang isinya khusus kumpulan puisi-pusi saya (and
guess readers…isinya puisi acakadut gaya anak SD yang tentang pelangilah,
bintanglah, langitlah, pokoknya tata surya komplit semuanya). Tapi not
badlah..buktinya puisi yang saya buat nembus juga di majalah BOBO tuh, dua kali
lagi. Waktu SD saya juga sering main surat-suratan sama sepupu saya. Eits, ini
surat beneran loh, pke amplop, pke perangko, dan dikirim lewat pos. Well,
walaupun sebenernya isinya nggak penting-penting banget, tapi saya suka saat di
mana saya dapet balesan surat dan kemudian membacanya, membacanya lagi, dan
lagi. Bahkan saya sampai (sempat) jadi filatelis segala dan pengoleksi kertas
surat yang unyu abis waktu itu. Imagine that, kertas surat warna pink gambar
hello kity ato tedy bear sampai kertas surat warna ijo orange kembang-kembang,
saya punya semua -_-
Apalagi waktu
itu saya juga jadi suka ngirimin surat ke artis cilik yang lagi booming waktu
itu. Yang saya ingat, waktu itu saya kirim surat ke sherina. Yes. of course,
everybody knows her. cute girl with her beautiful voice. and she was the
trendsetter for others girl in that time. Kalian yang seumuran dengan saya pas
tahu itu. Saya kadang masih bingung juga kalo inget betapa ngototnya dulu saya
nonton film petualangan sherina terus beli-beli semua kaset, CD, atau majalah
yang berbau Sherina. is it childish, isn’t? oke. Lupakan. Saya memang masih
anak-anak pada saat itu. Back to the letter to Sherina. Daaan saya dapat
balesan surat dari Sherina meen, dan isi suratnya ketikan (in case saya
berharap dia ngebales surat saya dengan tulisan tangan dia sendiri) dan isinya
nggak nyambung sama sekali sama apa yang saya tanyakan di surat saya. Berhubung
masih anak kecil, saya nggak tahu kalo Sherina nggak bakal sempet bales surat
nggak penting dari saya dan manajemennya yang ngurusin semua itu.
Masuk
SMP……oke..kayaknya waktu SMP saya nggak produktif deh. Masuk SMA saya jadi
aktif nulis lagi. Nulis diary! haha. Ababil bgt deh guee. Selain diary, saya
juga mulai nulis karangan bebas, dengan bahasa yang setengah ababil gitu deh.
Awal kuliah saya
terlarut dengan kesibukan sebagai the real anak kuliahan yang jauh banget dari
kehidupan kuliahan yang dipertontonkan sinetron dan FTV jaman sekarang yang
menye-menye dan terlalu imajinatif menurut saya, yang pulang kuliah bisa
langsung jeng-jeng di mall atau kostum mereka yang lebih cocok buat pergi ke
pesta. Terus habis itu lulus dengan mudahnya, dapet kerjaan, kaya raya,
menikah, and happily ever after -____-
Mana gitu
perjuangannya pas menuntut ilmu? Konfliknya malah cinta melulu. Hidup nggak
segampang itu kalii. Awal-awal masuk kuliah bisa diitung deh berapa kali saya
masuk mall, nonton film pun satu semester cuma sekali doang pas liburan. Oke.
Curhat nggak penting.
Back to the
reality. Pas kuliah saya udah mulai longgar, saya merasa mulai kembali
menemukan passion saya. Ini karena saya nggak sengaja nemu tumblr orang yang
tulisannya menurut saya sejalan dengan pemikiran saya. Yes, she did inspired
me. Saya mulai buka lagi deh tulisan-tulisan jadul saya yang bikin saya ngakak
dan bahkan saya lupa pernah menulis seperti ini.
Tuh
kan..terbukti tulisan itu rekaman memori dalam aksara. Ingatan manusia ada
batasnya, dan dengan tulisan sedikit membantu saya mengingat apa yang dulu
pernah saya lakukan. Kalo kata Pramoedya Ananta Toer “Menulis adalah
bekerja untuk keabadian”
Daan lagi-lagi
gara-gara prolog tulisan ngaco yang terlalu panjang lebar, saya jadi lupa inti
postingan yang mau saya buat.
Belajar dengan
passion. Kalo ditanya apa saya belajar sesuai dengan passion saya
sekarang..saya akan jawab iya. Belajar itu nggak melulu dengan pendidikan
formal kan. Saya memang suka nulis, tapi bukan berarti saya harus masuk sastra
-_- Saya bisa belajar dari mana aja, baca, blogwalking atau membuat tulisan
yang mungkin sedikit nggak bermutu (dan semoga lama-lama naik level
kemutuannya.amin). Kalau kuliah saya sekarang? Well, awalnya…ehem..sedikit
berat nampaknya membuka tabir lama. Tapi saya cukup menikmatinya, kalau sama sekali
nggak ada passion, mana mungkin saya bisa bertahan sampai semester 8 ini.
Menurut saya,
orang yang bisa belajar dan bekerja dengan passion itu so lucky bangetlah.
Hidup memang nggak bisa dinilai dari materi, tapi kepuasan batinnya. Tiba-tiba
saya kepikiran ini gara-gara liat guru les gitar saya, menurut saya dia itu
lucky passionholic. Haha. Pendidikan formal, hobi, sampe kerjaan sama semua.
Kerja nggak berasa kerja kali yaa, mungkin berasanya main-main gitu, secara itu
hobi dia. Udah gitu dapet duit lagi. Tapi sih..hidupnya mungkin datar-datar
gitu, nggak bakal jauh-jauh dari alat musik, kurang berwarna gitu #stop
#nampaknyasayasirik
Saya pernah ikut
acara offair Kick Andy yang membahas tentang lentera jiwa.
LENTERA JIWA adalah PASSION.
Hal yang sangat kita sukai. Suatu pekerjaan atau kegiatan yang menimbulkan
kepuasan tersendiri bagi kita, meskipun seringkali menguras waktu dan tenaga.
Intinya ikutilah
passionmu. Menurut Rene Suhardono yang jadi bintang tamu acara itu, “Your
Passion is not what you’re good at, It is what you Enjoy the most”. Bekerja
tanpa Passion = Bekerja tanpa Karya !"
Jleeeb. Ngena
banget.
Saya akan
menikmati setiap fase dalam hidup saya, skenario Allah itu indah teman.
No passion, no pleasure, then where will you bring
your life?