Merunduk diriku
Hanya tersentuh getir pilu
Kering bersama pahitnya waktu
Tak perlu dengarkan bual yang mengambang
Melempar cakap yang sia-sia
Yang kumiliki sudah redup
Menyisakan angan siluet jingga
Berjalan teriring naluri membuang ego
Tergantung dalam bayang ketakpastian
Aku membeku, terpaku kaku
Seseorang bertanya padaku ‘mengapa kau terdiam?’
Aku tersenyum kecut
Mendadak hatiku terasa kelu
Wanita itu mahal kawan, sangat mahal, lebih mahal dari apapun..karena wanita tak akan pernah bisa ternilai
23.02.2011, 15.26 WIB
Hanya tersentuh getir pilu
Kering bersama pahitnya waktu
Tak perlu dengarkan bual yang mengambang
Melempar cakap yang sia-sia
Yang kumiliki sudah redup
Menyisakan angan siluet jingga
Berjalan teriring naluri membuang ego
Tergantung dalam bayang ketakpastian
Aku membeku, terpaku kaku
Seseorang bertanya padaku ‘mengapa kau terdiam?’
Aku tersenyum kecut
Mendadak hatiku terasa kelu
Wanita itu mahal kawan, sangat mahal, lebih mahal dari apapun..karena wanita tak akan pernah bisa ternilai
23.02.2011, 15.26 WIB
0 komentar:
Posting Komentar