Get me outta here!

Minggu, 03 April 2016

Getting older..become more complicated choices then

"Selamat ya mbaa"
Line tiba-tiba dari sepupu saya yang mengabarkan jika saya dinyatakan diterima sebagai tenaga kontrak di sebuah PTN di Jawa Tengah. Sesuatu yang bahkan nggak pernah saya rencanakan sebelumnya. Kalo dulu ibu nanya kenapa nggak pengen ngajar di negeri, saya cuma jawab "nggak ah di swasta aja, lebih enak kayaknya, hehe" sumpah cetek banget. Pikir saya pada saat itu negeri pasti persaingannya berat, cuma orang-orang pilihan yang mampu, dan sepertinya saya bukan orang yang terpilih itu.
Beberapa minggu lalu.
X : "kamu serius mau daftar ke situ?"
Y : "ya, insyaAllah. kan belum tentu ketrima juga, itung-itung  buat latihan proses rekruitmen kalo aku mau daftar ke tempat lain"
X : "tapi itu jauh loh dari Semarang, kalo nanti kamu ketrima aku gimana?"
Y : "hmm..." (dan sayapun bingung harus jawab gimana, hahaha)
-------------
Saya masih bengong mengamati pengumuman hasil penerimaan yang dikirim sepupu saya. Berpikir keras dan udah kepikiran dari sebelum-sebelumnya sebenernya. Surely it doesn't include in my prior dreamboard. Saya memang bercita-cita ingin menjadi star pengajar hingga akhirnya memutuskan resign dari kerja untuk kemudian melanjutkan sekolah lagi. Rencana saya pada saat itu, setelah lulus kuliah pengennya kerja dekat rumah, ehehehehe. Semarang atau dulu saya pengen banget bisa hidup di Jogja, like what I write in 2012. Sesuatu yang saya pikir dulu impossible.
Then time flies..who knows it looks like not impossible anymore. Saya memang belum pasti 100% bisa hidup bekerja di sana seperti yang saya cita-citakan dulu, tapi peluang yang ada besar. Cukup besar. Harusnya saya senang mengingat saya adalah tipikal yang kalo punya keinginan "entah gimana akan selalu saya usahakan sampai titik penghabisan"
....
Tapi semangat saya untuk mewujudkan cita-cita itu sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu.
...
Kembali ke soal tenaga kontrak.
Iya sih PTN, berpeluang untuk bisa jadi PNS, walaupun nggak selalu kualitas swasta di bawah negeri ya. Tapi pertimbangannya agak berat juga jadi tenaga kontrak, karena saya merasa masih nggak aman sebenernya.
Pertimbangan lebih berat lainnya adalah lokasinya yang cukup jauh dari rumah, walaupun masih sama-sama di jawa tengah. Saya tahu, harusnya bersyukur karena nggak harus sampai beda pulau. Tapi..ya..5-6 jam perjalanan pulang ke rumah  dengan ongkos lumayan buat tenaga kontrak..yaaaah..hahahaha.
Banyak hal yang berubah dalam beberapa tahun ini, termasuk kondisi keluarga. Bekerja dengan menetap di kota yang cukup jauh dari rumah sepertinya cukup berat mengingat kondisi keluarga saya yang sekarang. Karena saya akan sulit pulang sewaktu-waktu untuk menengok rumah..tapi di sisi lain saya seperti..I've to get my job soon..I couldn't doing nothing..panggilan hati  sebagai anak pertama. Saya nggak mungkin nggak melakukan apa-apa dengan keadaan sekarang, ada hal-hal yang bikin saya 'sengotot' ini untuk segera bekerja. Mungkin agak terdengar berlebihan. Tapi yaa..kondisi sekarang ini membuat saya merasa tertampar kalau ingat dulu saya gampang sekali mengeluh untuk hal-hal sepele, untuk hal-hal yang nggak seberat dibandingkan dengan masalah orang-orang lain di luar sana. Kadang-kadang kepikiran kenapa sekarang harus begini, kenapa Allah nggak mengembalikan keadaan keluarga saya menjadi 'baik-baik' seperti dulu, kenapa...ah God knows the best..then I should be grateful for who i am.
----------
Y : "kerja di Jogja itu udah jadi cita-citaku dari lama, udah sampai ditulis di blog malah"
X : "yaa.."
Y : "soalnya masih deket dari rumah juga, jadi aku masih bisa sering pulang. Dan sekarang peluangnya terbuka lebar. Terus..gatau kenapa emang pengen di sana dari dulu. Lagian di Semarang buat tespun aku kayak nggak dikasih kesempatan"
X : "rasa cita-citanya masih sama?"
Y : saya diam.. "Engga"
....
Semangat saya untuk mewujudkan cita-cita itu sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu. Rasanya sudah tidak sama.
...
Jujur, semangat saya sedikit demi sedikit menguap. Semangat saya masih ada walaupun sudah nggak sebesar dulu. Apa yang terjadi beberapa waktu ini membuat saya harus sedikit mengubah haluan rencana-rencana besar saya. Bagi saya ini besaaaar walaupun mungkin bagi orang lain ini cuma remah-remah  Karena saya terbiasa membuat perencanaan-perencanaan dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk itu.

Alasan pertama, keluarga.

Alasan kedua, orang baru yang tiba-tiba datang dengan santainya dalam kehidupan saya, yang pada akhirnya menjadi bagian dalam rencana masa depan saya, yang membuat saya harus mempertimbangkan kembali langkah-langkah saya, yang kemudian membuat cita-cita saya dulu sudah tidak begitu menggebu-gebu.
Saya cukup beruntung karena saya nggak benar-benar harus merelakan beberapa hal yang saya inginkan. Alhamdulillah partner masih bisa diajak kompromi. Memang ada beberapa rencana yang perlu disesuaikan, tapi nggak lantas berubah total dari awal. Yang saya tahu, beberapa lainnya harus mengubah total cita-cita mereka. Meletakkan ego pribadi demi kepentingan bersama. Couldn't describe in the words..saya salut..karena saya bahkan nggak yakin bisa seperti itu. Hahaha

Pada  akhirnya, akan ada orang baru yang datang, kemudian membuat kamu rela mengalah untuk menomorsekiankan apa yang pada awalnya menjadi tujuan atau bahkan kamu harus membuat beberapa penyesuaian demi sama-sama merasa nyaman
Sekian waktu berlalu, dan rasanya sudah nggak seperti dulu.


3 April 2016, catatan demi saya bisa mengingat apa yang sedang saya alami sekarang pada beberapa tahun ke depan.

0 komentar: