"Selamat ya mbaa"
Line tiba-tiba dari sepupu saya yang
mengabarkan jika saya dinyatakan diterima sebagai tenaga kontrak di sebuah PTN
di Jawa Tengah. Sesuatu yang bahkan nggak pernah saya rencanakan sebelumnya.
Kalo dulu ibu nanya kenapa nggak pengen ngajar di negeri, saya cuma jawab
"nggak ah di swasta aja, lebih enak kayaknya, hehe" sumpah cetek banget.
Pikir saya pada saat itu negeri pasti persaingannya berat, cuma orang-orang
pilihan yang mampu, dan sepertinya saya bukan orang yang terpilih itu.
Beberapa minggu lalu.
X : "kamu serius mau daftar ke situ?"
Y : "ya, insyaAllah. kan belum tentu
ketrima juga, itung-itung buat latihan
proses rekruitmen kalo aku mau daftar ke tempat lain"
X : "tapi itu jauh loh dari Semarang,
kalo nanti kamu ketrima aku gimana?"
Y : "hmm..." (dan sayapun bingung
harus jawab gimana, hahaha)
-------------
Saya masih bengong mengamati pengumuman
hasil penerimaan yang dikirim sepupu saya. Berpikir keras dan udah kepikiran
dari sebelum-sebelumnya sebenernya. Surely it doesn't include in my prior dreamboard.
Saya memang bercita-cita ingin menjadi star pengajar hingga akhirnya memutuskan
resign dari kerja untuk kemudian melanjutkan sekolah lagi. Rencana saya pada
saat itu, setelah lulus kuliah pengennya kerja dekat rumah, ehehehehe. Semarang
atau dulu saya pengen banget bisa hidup di Jogja, like what I write in 2012.
Sesuatu yang saya pikir dulu impossible.
Then time flies..who knows it looks
like not impossible anymore. Saya memang belum pasti
100% bisa hidup bekerja di sana seperti yang saya cita-citakan dulu, tapi
peluang yang ada besar. Cukup besar. Harusnya saya senang mengingat saya adalah
tipikal yang kalo punya keinginan "entah gimana akan selalu saya usahakan
sampai titik penghabisan"
....
Tapi semangat saya untuk mewujudkan cita-cita
itu sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu.
...
Kembali ke soal tenaga kontrak.
Iya sih PTN, berpeluang untuk bisa jadi
PNS, walaupun nggak selalu kualitas swasta di bawah negeri ya. Tapi pertimbangannya
agak berat juga jadi tenaga kontrak, karena saya merasa masih nggak aman
sebenernya.
Pertimbangan lebih berat lainnya adalah
lokasinya yang cukup jauh dari rumah, walaupun masih sama-sama di jawa tengah. Saya
tahu, harusnya bersyukur karena nggak harus sampai beda pulau. Tapi..ya..5-6
jam perjalanan pulang ke rumah dengan
ongkos lumayan buat tenaga kontrak..yaaaah..hahahaha.
Banyak hal yang berubah dalam beberapa
tahun ini, termasuk kondisi keluarga. Bekerja dengan menetap di kota yang cukup
jauh dari rumah sepertinya cukup berat mengingat kondisi keluarga saya yang
sekarang. Karena saya akan sulit pulang sewaktu-waktu untuk menengok rumah..tapi
di sisi lain saya seperti..I've to get my job soon..I couldn't doing nothing..panggilan
hati sebagai anak pertama. Saya nggak
mungkin nggak melakukan apa-apa dengan keadaan sekarang, ada hal-hal yang bikin
saya 'sengotot' ini untuk segera bekerja. Mungkin agak terdengar berlebihan. Tapi
yaa..kondisi sekarang ini membuat saya merasa tertampar kalau ingat dulu saya
gampang sekali mengeluh untuk hal-hal sepele, untuk hal-hal yang nggak seberat
dibandingkan dengan masalah orang-orang lain di luar sana. Kadang-kadang
kepikiran kenapa sekarang harus begini, kenapa Allah nggak mengembalikan
keadaan keluarga saya menjadi 'baik-baik' seperti dulu, kenapa...ah God
knows the best..then I should be grateful for who i am.
----------
Y : "kerja di Jogja itu udah jadi
cita-citaku dari lama, udah sampai ditulis di blog malah"
X : "yaa.."
Y : "soalnya masih deket dari rumah juga,
jadi aku masih bisa sering pulang. Dan sekarang peluangnya terbuka lebar.
Terus..gatau kenapa emang pengen di sana dari dulu. Lagian di Semarang buat
tespun aku kayak nggak dikasih kesempatan"
X : "rasa cita-citanya masih
sama?"
Y : saya diam.. "Engga"
....
Semangat saya untuk mewujudkan cita-cita itu
sudah tidak menggebu-gebu seperti dulu. Rasanya sudah tidak sama.
...
Jujur, semangat saya sedikit demi sedikit
menguap. Semangat saya masih ada walaupun sudah nggak sebesar dulu. Apa yang terjadi
beberapa waktu ini membuat saya harus sedikit mengubah haluan rencana-rencana
besar saya. Bagi saya ini besaaaar walaupun mungkin bagi orang lain ini cuma remah-remah
Karena saya terbiasa membuat perencanaan-perencanaan
dalam hidup dan berusaha sekuat tenaga untuk itu.
Alasan pertama, keluarga.
Alasan kedua, orang baru yang tiba-tiba
datang dengan santainya dalam kehidupan saya, yang pada akhirnya menjadi bagian
dalam rencana masa depan saya, yang membuat saya harus mempertimbangkan kembali
langkah-langkah saya, yang kemudian membuat cita-cita saya dulu sudah tidak
begitu menggebu-gebu.
Saya cukup beruntung karena saya nggak
benar-benar harus merelakan beberapa hal yang saya inginkan. Alhamdulillah
partner masih bisa diajak kompromi. Memang ada beberapa rencana yang perlu
disesuaikan, tapi nggak lantas berubah total dari awal. Yang saya tahu, beberapa
lainnya harus mengubah total cita-cita mereka. Meletakkan ego pribadi demi
kepentingan bersama. Couldn't describe in the words..saya salut..karena
saya bahkan nggak yakin bisa seperti itu. Hahaha
Pada akhirnya, akan ada orang baru yang datang, kemudian
membuat kamu rela mengalah untuk menomorsekiankan apa yang pada awalnya menjadi
tujuan atau bahkan kamu harus membuat beberapa penyesuaian demi sama-sama
merasa nyaman
Sekian
waktu berlalu, dan rasanya sudah nggak seperti dulu.
3 April 2016, catatan demi saya bisa mengingat apa yang sedang saya alami sekarang pada beberapa tahun ke depan.
0 komentar:
Posting Komentar