Lanjutan dari
postingan sebelumnya, minggu ini paket kursus setir saya udah habis atau dengan
kata lain kursus sudah selesai sampai pertemuan
keenam. Lalu bagaimana dengan hasilnya? Hehehe. Beginilah hasilnya.
#Day4
Untuk
pertemuan keempat ini rute yang harus saya tempuh hampir sama dengan pertemuan
ketiga, pulang pergi lewat daerah Sigar Bencah tapi dengan jalan yang berbeda.
Masih panik waktu lewat tanjakan atau turunan? Hmmm..nggak terlalu kali ya, secara
kemarinnya udah pernah ‘menghadapi’rute itu, jadi (harusnya) lebih lancar dong.
Peningkatannya dari hari kemarin adalah
buat pindah-pindah gigi saya nggak perlu diinstruksi dulu sama instruktur saya.
Hahaha.
#Day5
Lalu
sampailah pada pertemuan kelima ini. Kali ini rute latihan saya nggak
jauh-jauh, soalnya ke UNDIP (lagi), karena materi pertemuannya adalah jeng
jeng...jalan mundur buat parkir. Daaan
latihannya juga bukan di halaman parkir beneran, tapi di antara...apalah ya itu
namanya pembatas yang ada di tengah jalan, kan biasanya ada jaraknya satu sama
lain antara yang depan sama belakang, nah tantangannya adalah mundurin mobil
secara rapi lewat antara pembatas itu (pura-puranya masukin mobil ke garasi).
Sebelum praktek saya dikasih teori dulu sama pak Budi, yang katanya kalo soal
jalan mundur ini orang-orang pada suka kebolak-balik.
Pak Budi : “Udah ngerti kan, kalau jalan
lurus mau belok kanan setirnya harus ke mana?”
Saya : “Kanan pak”
P. B. : “Kalau belok kiri?”
S : “Ya ke kiri pak”
P. B. : “Hahaha, anak TK juga
bisa ya itu”
S : “Hehehe..”
P.B. : “Nah kalau mau mundur untuk
parkir ke kanan setirnya ke mana?”
S : (mikir bentar,
dan dengan polos dan begonya jawab) “Ke kiri pak”
P. B. : “Kalau mundur ke kiri?”
S : “Kanan pak”
P. B. : “Hahahaha..lah toh
kuwalik (read:kebalik)”
Akhirnya saya
sadar juga kesalahan saya setelah dijelaskan dengan mainan mobil-mobilan di
dalam mobil (jadi saya pikir mainan mobil-mobilan itu fungsinya Cuma pajangan
dalam mobil aja, ternyata juga jadi properti ngajar ya). Setelah itu
dilanjutkan praktek, dengan senjata utama liat spion kanan dan kiri.
Hasilnya? Not
badlah..karena masih didampingi instruktur ;p
#Day6
Pertemuan
terakhir saya nggak latihan mundur parkir lagi, karena saya bilang ke
instruktur saya, ‘tenang pak, kan ada vallet. Hehe..’, yang kemudian ditimpali
dengan, ‘oh iya, pinter.. jadi spesialis maju aja..’
Rute kali ini
adalah dari tempat les ke daerah Banyumanik via Jalan Tusam (jadi nggak lewat
jalan raya), baru baliknya lewat Jalan Raya Setiabudi. Ini baru pertama kalinya
saya ‘mencoba turun’ ke jalan besar yang
cukup ramai, karena sebelumnya walau sudah ‘turun ke jalan’, medannya nggak
seramai jalan utama ini. Untuk di jalan besar ini, kecepatan minimalnya paling
nggak 40 km/jam, jadi nggak bisa seenak jidat sendiri nginjek gas pelan-pelan
banget. Sebelum menyelesaikan latihan hari itu, saya belajar ‘apa yang harus
saya lakukan kalau macet di tanjakan’. Latihannya di jalan yang sedikit
menanjak di Srondol Bumi Indah. And this
is the most difficult lesson I think, karena menurut saya menyinkronkan
kaki yang nginjek kopling dan rem, terus lepas kopling pelan-pelan jadi
setengah kopling, terus lepas rem, terus injek gas pelan-pelan, itu susah
banget brooh -_-
Akhirnya pertemuan terakhir
hari itu selesai juga, dengan hasil yang masih ‘begitu-begitu aja’. Hahaha.
Tapi saya janji deh, saya akan teruskan belajarnya lagi setelah saya jalankan
misi penting saya yang terdekat. Sekarang saya mau belajar yang lainnya dulu.
Bye!
0 komentar:
Posting Komentar